Potensi Terumbu Karang Luwu Timur
Kabupaten Luwu Timur merupakan kabupaten paling timur di Propinsi Sulawesi Selatan dengan Malili sebagai ibukota kabupaten. Secara geografis Kabupaten Luwu Timur terletak di sebelah selatan garis khatulistiwa dengan posisi 2° 29’24” - 2° 51’ 33” Lintang Selatan dan 120° 57’ 16” - 121° 22’ 46” Bujur Timur. Kabupaten Luwu Timur semula adalah bagian dari Kabupaten Luwu Utara dan baru diresmikan sebagai daerah otonom pada 3 Mei 2003 melalui UU No. 7 Tahun 2003.
Secara geografis KabupatenLuwuTimurmemilikipanjanggarispantai117,4 Km yang melewati 4 kecamatanpesisir dimana sebahagian masyarakatnya menggantungkan hidupnya pada sumber dayaalam yang adabaik itu sebagai nelayan, pembudidaya maupun pengolah sumberdaya kelautan dan perikanan. Kecamatan yang berada di pesisir yakni Kecamatan Burau, Kecamatan Wotu, Kecamatan Angkona dan Kecamatan Malili.
Sumberdaya pesisir Kabupaten Luwu Timur meliputi ekosistem pesisir (ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu karang); sumberdaya ikan karang (kelimpahan); perikanan tangkap dan perikanan budidaya).
Adanya sumber daya pesisir ini diperlukan suatu eksplorasi sumberdaya hayati laut yang dapatmemberikaninformasi bagistakeholders terkait dandapatmenunjang peningkatan produktivitas nelayan, serta dapat dijadikan alat kontrol dalam pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan itu sendiri.
Upayaeksploitasiberlebihan, degradasi lingkungan dan habitat ikan di laut dapat menyebabkan menurunnya ketersediaan sumber daya ikan.Lebihdariitu, kecenderungan beberapa kelompoki skantelahberadapada status fully-exploited yang mengarahkeover-exploited. Keadaanini mendorong pengkayaan sumber daya ikan di perairan.Pengkayaan sumber daya ikan dilakukan dengan beberap acara. Di antaranya, stocking (penebaranikan), restocking (penebaranulang) untuk memacu atau mendukungrekruit menalami, eliminasi predator dan juga rekaya salingkungan atau modifikasi/manipulasi habitat ikan seperti dengan pembuatan rumah ikan.
Rumah ikan merupakan media yang disusun sedemikian rupa yang ditempatkan di suatu perairan dan berfungsi sebagai area berpijah bagi ikan-ikan dewasa (spawning ground), area perlindungan, asuhan dan pembesaran bagi telur serta anak ikan (nursery ground). Hal tersebut dilakukan untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya ikan melalui introduksi struktur buatan sebagai area khusus. Rumah ikan ini diharapkan dapat mempengaruhi atau menggantikan sebagian fungsi ekologis habitat alami sumberdaya ikan.
Dalam rangka menjalankan salah satu fungsi Dinas Kelautandan Perikanan Kabupaten LuwuTimur yaitu melaksanakan pemberian bimbingan dan pembinaan dibidang perikanan dan eksplorasi laut, maka perlu dilakukan penentuan titik-titik koordinat untuk penempatan rumahikan terkait dengan data sebarancalon lokasi penempatan rumah ikan khusus di perairan PesisirLampia Kec. Malili Kab. LuwuTimur.
Read more: DATA POTENSI SEBARAN TERUMBU KARANG
POTENSI PERIKANAN BUDIDAYA
administrator
Jul 11|14:00
Potensi Perikanan Budidaya
a. Budidaya Laut
Dengan panjang garis pantai 117,4 km, Kabupaten Luwu Timur memiliki potensi kawasan budidaya laut yang cukup besar. Komoditas yang menjadi unggulan adalah Rumput Laut Euchema cottonii dengan produksi pada tahun 2009 sebesar 2.636 Ton dari 314 unit dengan produktifitas 8,4 Ton/Ha, dan komoditas ini mengalami peningkatan produksi yang signifikan dari tahun ke tahun. Saat ini komoditi rumput laut Euchema cottonii menjadi salah satu primadona aktivitas budidaya di Kecamatan Burau dan Wotu.
Read more: POTENSI PERIKANAN BUDIDAYA
POTENSI PERIKANAN TANGKAP
IKP-Kominfo
Jul 11|13:30
Potensi Perikanan Tangkap
Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Luwu Timur cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam dan luar daerah. Adapun potensi perikanan tangkap yang dominan berasal dari jenis ikan pelagis kecil seperti tembang, teri, kembung, dll. Lokasi perikanan tangkap tersebar di 4 (empat) kecamatan pesisir yaitu Kecamatan Malili, Angkona, Wotu dan Burau.
Read more: POTENSI PERIKANAN TANGKAP
POTENSI PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN
IKP-Kominfo
Jul 11|12:30
Potensi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
Dalam upaya memaksimalkan hasil perikanan dan memberikan nilai ekonomis yang lebih tinggi maka diperlukan pengolahan hasil perikanan untuk memperoleh produk berkualitas sehingga memberikan kemudahan dalam pemasaran hasil produk perikanan.
Hasil produk pengolahan yang saat ini diminati di Kabupaten Luwu Timur dan cukup dikenal daerah lain adalah Terasi Khas Malili, Ikan Kering Pangkilan, Abon Ikan, Ikan Kering Istimewa, Ikan Kering Bandeng,dan lain-lain.
Read more: POTENSI PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN
Kabupaten Luwu Timur sebagian besar daerahnya merupakan wilayah hutan. Berdasarkan data Dinas Kehutanan Kabupaten Luwu Timur, sampai dengan akhir tahun 2014 tercatat luas Hutan Lindung adalah 238.589,52 Ha, kawasan suaka alam dan pelestarian alam sebesar 179.552,45 Ha, Hutan Produksi terbatas sebesar 96.554,38 Ha, Hutan Produksi Tetap sebesar 9.135,32 Ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi sebesar 17.759,63 Ha. Total jumlah luas hutan yang ada di Luwu Timur sebesar 541.591,30 Ha. Sedangkan untuk produksi kayu hutan, ada tiga jenis produksi kayu hutan di Kabupaten Luwu Timur, diantaranya dalam bentuk kayu bulat, kayu gergajian dan kayu lapis. Produksi kayu bulat sebesar 17.417,41 m3, kayu gergajian sebesar 12.398,96 m3, dan kayu lapis sebesar 12.815,86 m3.
kehutanan1Produksi disektor ini utamanya adalah produksi kayu dan non kayu. Program pemerintah untuk mempertahankan produksi tersebut diantaranya adalah rehabilitasi hutan dan lahan, pengamanan kawasan hutan, pemberdayaan masyarakat yang berada di dalam kawasan dan di sekitar hutan serta penciptaan iklim investasi dan peluang usaha di sektor kehutanan.
Hasil hutan yang utama di Kabupaten Luwu Timur adalah kayu yang berasal dari hutan alam, sedangkan dari hutan tanaman rakyat antara lain gemelina dan albasiaf.
kehutanan2015
kehutanan2
POTENSI PERKEBUNAN KABUPATEN LUWU TIMUR
Kabupaten Luwu Timur merupakan salah satu sentra perkebunan rakyat yang terbesar di Propinsi Sulawesi Selatan yang menjadi primadona unggulan daerah dalam rangka penopang perekonomian masyarakat. Para ahli memprediksi bahwa sektor perkebunan masih mempunyai prospek yang cukup menjanjikan paling tidak 20 s.d 30 tahun mendatang, sebagai gambaran ketika terjadi krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997 – 1998 sektor perkebunan justru memberi konstribusi terbesar bagi pendapatan masyarakat. Hal yang sama telah terbukti dengan perkembangan sektor perkebunan sawit, kakao dan lada.
Kelapa Sawit :
Produksi perkebunan sawit di Kabupaten Luwu Timur tersebar secara luas di Kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Mangkutana, Angkona dan Malili yang pada Tahun 2016 mencatatkan hasil produksi sebanyak + 242.702,07 Ton dengan rata-rata hasil mencapai 40,93 Ton/Ha. Perkebunan sawit terdiri atas perkebunan rakyat/plasma dan perkebunan inti dimana perkebunan rakyat dengan hasil produksi 139.672 Ton dengan rata-rata 22,43 ton/ha sedangkan produksi perkebunan inti milik PTPN XIV mencapai 103.030,07 Ton dengan rata-rata 18,50 ton/ha. Di Kabupaten Luwu Timur hanya terdapat 2 (dua) pabrik pengolahan sawit yaitu PTPN XIV Burau dan PT.Bumi Maju Sawit (BMS) Tawakua sehingga kapasitas produksi tidak sebanding dengan pabrik pengolahan yang ada.
perkebunan-1
Kakao :
Konsentrasi perkebunan kakao tersebar di Kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Mangkutana, Kalaena, Angkona, Malili dan Wasuponda dengan jumlah produksi Tahun 2016 mencapai +12.250,40 Ton dengan rata-rata 0,83 ton/ha. Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman perkebunan unggulan di Kabupaten Luwu Timur yang dapat meningkatkan taraf hidup petani dengan menerapkan mekanisme dan teknologi budidaya tanaman kakao secara terpadu baik melalui kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi.
perkebunan-2
Lada :
Lada merupakan komoditas unggulan perkebunan dalam rangka peningkatan pendapatan bagi sebagian besar petani yang berada di Kecamatan Malili, Wasuponda, Nuha, Towuti dan sebagian kecil di kecamatan lainnya. Total produksi lada Luwu Timur pada Tahun 2014 mencapai +3.150 ton atau 61,9% dengan luas lahan 4.901 Ha (37,5%) dari total luas kebun lada Sulawesi Selatan, data tersebut menempatkan Luwu Timur sebagai daerah penghasil lada terbesar di Sulawesi Selatan sehingga menjadi perhatian para eksportir berkunjung ke daerah ini. Lada atau lebih popular disebut merica atau sahang termasuk golongan komoditi rempah yang diekspor setelah kayu manis dan pala. Seiring perjalanan waktu pada Tahun 2016 total produksi lada telah mencapai + 3.818,88 ton dengan rata-rata 1,45 ton/ha.
perkebunan-3
perkebunan-4
Tujuan penyajian data ini sebagai :
1. Menyajikan data dan informasi potensi perkebunan Kabupaten Luwu Timur
2. Sebagai bahan referensi bagi investor yang ingin berinvestasi di Kabupaten Luwu Timur pada sektor perkebunan
3. Sebagai tolok ukur pencapaian kinerja pembangunan pertanian secara luas sebagai bahan evaluasi dan penyusunan perencanaan pembangunan pertanian di masa mendatang.
Prospek Investasi di Luwu Timur :
1. Pengembangan teknologi budidaya lada serta pengolahan dan pemasarannya.
2. Pembangunan pabrik pengolahan kakao dan teknologi pengemasannya.
3. Pembangunan pabrik pengolahan sawit dalam rangka peningkatan kualitas CPO dan penyeimbang harga TBS Sawit di Kabupaten Luwu Timur.
Potensi sektor pertambangan, di mana sektor ini merupakan sektor yang sangat besar memberikan kontribusi bagi pembentukan PDRB Kabupaten Luwu Timur. Pengembangan bidang pertambangan:
Nikel terdapat di Desa Magani Kecamatan Nuha.
Batu koral terdapat di Desa Tabarano Kecamatan Nuha, Desa Loeha Kecamatan Towuti, Desa Puncak Indah Kecamatan Malili, Desa Margo Lembo Kecamatan Mangkutana dan Desa Jalajja Kecamatan Burau.
Pasir terdapat di Desa Lioka, Loeha, Tokalimbo Kecamatan Towuti, Desa Laskap, Wewangriu, Puncak Indah, Balantang Kecamatan Malili, Desa Ujung Baru Kecamatan Tomoni, Desa Kasintuwu, Margo Lembo, Pertasi Kencana, Wonorejo Kecamatan Mangkutana, dan Desa Jalajja, Lumbewe Kecamatan Burau.
Tanah Liat terdapat di Desa Loeha Kecamatan Towuti, Desa Laskap, Wewangriu Kecamatan Malili, Desa Lera Kecamatan Wotu, dan Desa Lanosi Kecamatan Burau.
Kaolin terdapat di Desa Asuli Kecamatan Towuti.
Pasir Kwarsa terdapat di Desa Kasintuwu Kecamatan Mangkutana.
Peradaban modern sangat tergantung pada logam, salah satunya adalah Nikel. Dengan karakteristiknya yang khas membuat nikel menjadi bahan dasar yang banyak digunakan dalam peralatan di dunia modern. Mulai dari peralatan di dapur sampai dengan komponen di pesawat terbang.
Kabupaten Luwu Timur dikenal memiliki kandungan Nikel yang cukup banyak. Penambangan Nikel di kabupaten ini dilakukan oleh PT Vale yang terletak di Kecamatan Nuha. Pada tahun 2016, jumlah produksi Nikel Matte mencapai 78.749,027 ton. Jumlah ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 82.440,325 ton.
Produksi-PT-Vale