Potensi sektor pertambangan, di mana sektor ini merupakan sektor yang sangat besar memberikan kontribusi bagi pembentukan PDRB Kabupaten Luwu Timur. Pengembangan bidang pertambangan:
Nikel terdapat di Desa Magani Kecamatan Nuha.
Batu koral terdapat di Desa Tabarano Kecamatan Nuha, Desa Loeha Kecamatan Towuti, Desa Puncak Indah Kecamatan Malili, Desa Margo Lembo Kecamatan Mangkutana dan Desa Jalajja Kecamatan Burau.
Pasir terdapat di Desa Lioka, Loeha, Tokalimbo Kecamatan Towuti, Desa Laskap, Wewangriu, Puncak Indah, Balantang Kecamatan Malili, Desa Ujung Baru Kecamatan Tomoni, Desa Kasintuwu, Margo Lembo, Pertasi Kencana, Wonorejo Kecamatan Mangkutana, dan Desa Jalajja, Lumbewe Kecamatan Burau.
Tanah Liat terdapat di Desa Loeha Kecamatan Towuti, Desa Laskap, Wewangriu Kecamatan Malili, Desa Lera Kecamatan Wotu, dan Desa Lanosi Kecamatan Burau.
Kaolin terdapat di Desa Asuli Kecamatan Towuti.
Pasir Kwarsa terdapat di Desa Kasintuwu Kecamatan Mangkutana.
Peradaban modern sangat tergantung pada logam, salah satunya adalah Nikel. Dengan karakteristiknya yang khas membuat nikel menjadi bahan dasar yang banyak digunakan dalam peralatan di dunia modern. Mulai dari peralatan di dapur sampai dengan komponen di pesawat terbang.
Kabupaten Luwu Timur dikenal memiliki kandungan Nikel yang cukup banyak. Penambangan Nikel di kabupaten ini dilakukan oleh PT Vale yang terletak di Kecamatan Nuha. Pada tahun 2016, jumlah produksi Nikel Matte mencapai 78.749,027 ton. Jumlah ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 82.440,325 ton.
Produksi-PT-Vale
Organisasi Perangkat Daerah berdasarkan Perda No. 8 Tahun 2016
1. Sekretariat Daerah
2. Sekretariat DPRD
3. Inspektorat
4. Dinas Pendidikan
5. Dinas Kesehatan
6. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
7. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman danPertanahan
8. Satuan Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran
9. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
10. Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja dan Perindustrian
11. Dinas Kelautan, Perikanan dan Pangan
12. Dinas Lingkungan Hidup
13. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
14. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
15. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
16. Dinas Perhubungan
17. Dinas Komunikasi dan Informatika
18. Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
19. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
20. Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga
21. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
22. Dinas Pertanian
23. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
24. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
25. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
26. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
27. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
28. RSUD I La Galigo
29. Kecamatan Burau
30. Kecamatan Wotu
31. Kecamatan Mangkutana
32. Kecamatan Tomoni
33. Kecamatan Tomoni Timur
34. Kecamatan Kalaena
35. Kecamatan Angkona
36. Kecamatan Malili
37. Kecamatan Wasuponda
38. Kecamatan Towuti
39. Kecamatan Nuha
PROFIL KECAMATAN WOTU
Peta-kec.Wotu
KEADAAN GEOGRAFIS
Kecamatan Wotu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Luwu Timur. Luas wilayahnya 130,52 km2 atau meliputi 1,88 persen dari luas Kabupaten Luwu Timur. Desa Lampenai merupakan desa yang memiliki wilayah yang terluas yaitu 22,31 km2 atau meliputi 17 persen dari luas Kecamatan. Secara administrasi Wotu terbagi menjadi 16 desa yaitu, Desa Lera, Bawalipu, Lampenai, Bahari, Kalaena, Karambua, Kanawatu, Maramba, Tarengge, CendanaHIjau, Balo-Balo ,Pepuro Barat, Rinjani, Madani, Tarengge Timur dan Tabaroge.
Secara Astronomis Kecamatan Wotu terletak di sebelah barat ibukota Kabupaten Luwu Timur tepatnya terletak diantara 2 31’ 58” - 2 39’ 57” Lintang Selatan dan 120 45’ 20” - 120 55’ 38” Bujur Timur. Kecamatan Wotu berbatasan dengan Kecamatan Tomoni di sebelah utara, Kecamatan Angkona sebelah timur, sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Bone dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Burau. Kecamatan Wotu terdiri dari 16 desa yang seluruhnya berstatus desa definitive dengan 70 dusun dan 191 RT. Sebagian wilayah Kecamatan Wotu merupakan daerah pesisir. Lima dari 16 desanya merupakan wilayah pantai dan 11 desa merupakan wilayah bukan pantai. Secara topografi wilayah Kecamatan Wotu merupakan daerah datar, karena keenambelas desanya merupakan daerah datar dan tidak ada yang daerah yang tergolong daerah berbukit-bukit.
PENDUDUK
Kepadatan penduduk di Kecamatan Wotu tergolong tinggi yaitu sekitar 233 orang per kilometerpersegi. Desa yang terpadat penduduknya adalah Desa Lera dengan kepadatan 692 orang per kilometer persegi, sedang paling rendah adalah Desa Balo-Balo dengan kepadatan sebanyak 83 orang per kilometer persegi. Pada tahun 2016, jumlah penduduk di Kecamatan Wotu sebanyak
30.386 jiwa yang terbagi kedalam 6.894 rumahtangga, dengan rata-rata penduduk dalam satu rumah tangga sebanyak 4 orang.
Rasio jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Jumlah Penduduk laki-laki sebanyak 15.377 orang dan perempuan sebanyak 15.009 orang, sehingga rasio jenis kelaminnya sebesar 102 yang artinya dari 100 wanita terdapat sekitar 102 orang laki-laki.
PENDIDIKAN
Salah satu komponen dalam pembangunan manusia adalah peningkatan dalam bidang pendidikan. Pendidikan adalah sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia, oleh karena itu pemerintah harus menjamin mutu pendidikan denganmeningkatkan kualitas guru dan melengkapi sarana dan prasarana sekolah.
Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Wotu termasuk kategori memadai. Sarana pendidikan informal (TamanKanak-Kanak/TK) dan sarana pendidikan formal dari tingkat SD sampai SLTA telah tersedia dan terdistribusi di setiap desa. Pada tahun 2016, jumlah TK di Kecamatan Wotu sebanyak 19 sekolah dan SD sebanyak 22 sekolah. Selanjutnya jumlah SLTP dan SLTA masing-masing sebanyak 8 dan 3 unit.
Rasio murid guru memberikan gambaran rata-rata banyaknya murid yang diajar oleh seorang guru. Angka rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas guru dalam proses belajar mengajar. Semakin kecil angka rasio maka semakin efektif proses belajar mengajar. Pada tahun ajaran 2015/2016 rasio murid guru SD dan SLTP berturut-turut sebesar 17 dan 13 murid setiap guru. Sementara untuk rasio siswa guru untuk pendidikan SLTA sebesar 18 siswa setiap guru.
SOSIAL
KESEHATAN
Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Wotu dapat dikategorikan lengkap. Rumah sakit umum daerah dibangun di Kecamatan ini yaitu di Desa Bawalipu. Selain itu terdapat satu puskesmas yang terletak di Desa Bawalipu, sebelas Puskesmas Pembantu, delapan unit Poskesdes, enam tempat prakter dokter, tiga praktek bidan, 32 unit posyandu serta lima apotek.
Kasus Penyakit yang sering terjadi dengan pasien terbanyak dapat menjadi bahan perencanaan untuk melakukan upaya pencegahan penyakit. Pada tahun 2016 penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah kasus penyakit yang memiliki pasien terbanyak. Di urutan kedua dan ketiga berturut- turut adalah kecelakaan dan rudapaksa serta dermatitis alergi.
Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui program KB Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Petugas KB Kecamatan Wotu alat kontrasepsi suntik paling diminati oleh akseptor KB di Kecamatan Wotu yaitu sebanyak 1.440 orang, sedangkan alat kontrasepsi lain seperti pil sebanyak 862 orang, Implant 921 orang, IUD 187 orang, MOW 159 orang dan kondom 122 orang.
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Pada umumnya masyarakat Kecamatan Wotu menggunakan LPG untuk memasak. Sementara itu, kondisi pembuangan sampah keluarga relatif baik, karena 16 desa di kecamatan ini sebagian besar penduduknya telah membuang sampah dalam lubang dan dibakar. Tempat buang air besar pada umumnya sudah menggunakan jamban sendiri. Listrik PLN belum sepenuhnya masuk di Kecamatan Wotu. Tersisa satu desa yang belum menggunakan listrik PLN yakni Desa Tabaroge.
AGAMA
Mayoritas penduduk Kecamatan Wotu beragama Islam. Kondisi ini antara lain dapat dilihat dari banyaknya tempat ibadah bagi umat Islam seperti masjid sebanyak 40 unit dan mushallah/langgar sebanyak 18 unit. Selain itu penduduk Kecamatan Wotu terdapat komunitas masyarakat yang memeluk agama Kristen dan Hindu dengan jumlah tempat ibadah berupa gereja sebanyak 21 unit dan Pura sebanyak 15 unit.
PERTANIAN
PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
Pada tahun 2016, luas lahan sawah di Kecamatan Wotu seluas 4.254 hektar yang terdiri dari dari 4.177 hektar sawah irigasi teknis dan 77 hektar sawah tadah hujan. Nilai produksi palawija yang tertinggi di kecamatan Wotu adalah jagung dengan jumlah produksi sebesar 3.026 ton dari luas panen sebesar 456 hektar, diikuti oleh Ubi Kayu dengan produksi sebanyak 373 ton dari luas panen seluas 21 hektar.
Di sub sektor perkebunan, Kecamatan Wotu memiliki potensi empat komoditi perkebunan antara lain, kelapa sawit, kelapa, lada dan kakao. Tanaman Kelapa Sawit merupakan tanaman perkebunan paling potensial dengan luas tanam sebesar 380 ha menghasilkan produksi sebesar 4.579,22 ton selama tahun 2016.
PETERNAKAN DAN PERIKANAN
Sapi potong merupakan ternak besar terbanyak yang terdapat di Kecamatan Wotu, yaitu sebanyak 1.858 ekor. Sementara itu, ternak kecil yang paling banyak adalah ternak babi yaitu 4.134 ekor, kemudian kambing sebanyak 855 ekor. Selanjutnya ternak unggas yang terbanyak adalah ayam pedaging sebanyak 177.519 ekor, disusul ayam kampung sebanyak 31.252 ekor serta ayam petelur sebanyak 8.060 ekor.
Kecamatan Wotu adalah salah satu kecamatan yang berada di pesisir Teluk Bone, sehingga daerah ini potensi terhadap perikanan laut dan budidaya. Selama tahun 2016 tercatat produksi perikanan tangkap mencapai 1.932,52 ton sedangkan perikanan budidaya mencapai 129.265,2 ton.
PERDAGANGAN DAN HOTEL
Untuk menunjang kegiatan perekonomian penduduk Kecamatan Wotu, pada tahun 2016 terdapat sebanyak 4 pasar dengan bangunan, 3 pasar tanpa bangunan, 71 buah rumah makan/warung makan minum dan sebanyak 22 Koperasi nonKUD. Sarana akomodasi penginapan telah tersedia dua unit di Desa Bawalipu.
KOMUNIKASI DAN INFORMASI
Fasilitas komunikasi dan informasi sangat erat hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi sebuah masyarakat. Dari 16 desa di Kecamatan Wotu terdapat satu unit kantor pos yang terdapat di Desa Bawalipu, kemudian 4 unit tower telepon seluler yang telah menjangkau seluruh desa di Kecamatan Wotu. Selain itu terdapat satu usaha warnet yang terdapat di Desa Bawalipu.
PROFIL KECAMATAN WASUPONDA
Peta-Kec.Wasuponda
KEADAAN GEOGRAFIS
Kecamatan Wasuponda merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan Wasuponda berada pada posisi 2 18’ 00” - 2 49’ 30”Lintang Selatan dan 12052’30” - 121 24’ 00” Bujur Timur dengan luas wilayah 1.244 km2. Kecamatan yang terletak di sebelah Barat ibukota Kabupaten Luwu Timur ini berbatasan langsung dengan Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah utara, Kecamatan Nuha dam Towuti di sebelah timur, Kecamatan Malili di sebelah selatan, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mangkutana dan Angkona. Kecamatan Wasuponda terdiri dari 6 desa yaitu: Desa Balambano, Tabarano, Ledu - Ledu, Wasuponda, Kawata dan Parumpanai. Desa yang memiliki wilayah terluas di kecamatan ini adalah Desa Ledu – Ledu dengan luas 346 km2 atau 27,81 persen dari luas kecamatan, sedangkan desa dengan wilayah terkecil adalah Desa Wasuponda dengan luas wilayah 91 km2 atau 7,32 persen dari luas kecamatan. Wilayah kecamatan Wasuponda merupakan wilayah bukan pantai dengan topografi berbukit - bukit. Ada empat sungai yang melintasi kecamatan ini yaitu Sungai Larona, Ussu, Angkona dan Cerekang.
PEMERINTAHAN
Pada tahun 2016 di Kecamatan Wasuponda terdapat 29 dusun dengan 84 RT. Sampai dengan tahun 2016 tercatat sebanyak 224 orang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup Kecamatan Wasuponda. Dari jumlah tersebut sebanyak 41 orang merupakan PNS golongan II, 146 orang golongan III dan sebanyak 37 orang golongan IV. Selain itu terdapat pula sebayak 18 personil Polisi yang siap memberi pelayanan di Kecamatan ini dan 15 prsonil TNI.
PENDUDUK
Jumlah penduduk Kecamatan Wasuponda pada tahun 2016 adalah 21.149 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 17 orang per kilometer persegi. Kepadatan penduduk kecamatan ini masih berada di atas rata-rata Kabupaten Luwu Timur yang berkisar 39 orang per kilometer persegi. Desa yang terpadat penduduknya adalah Desa Ledu-Ledu dengan jumlah penduduk 5.840 jiwa, sedang paling rendah adalah Desa Kawata dengan jumlah penduduk 2.040 jiwa. Penduduk Kecamatan Wasuponda terbagi dalam 4.853 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4,0 jiwa.
Jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan Wasuponda hampir sama dengan jumlah penduduk perempuannya. Dengan rasio jenis kelamin sebesar 114,14 yang artinya dari 100 wanita terdapat sekitar 114 laki-laki. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Wasuponda di Kecamatan Wasuponda dari tahun 2015-2016 sebesar 0,8% artinya pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan dari tahun 2015.
SOSIAL
PENDIDIKAN
Fasilitas pendidikan di Kecamatan Wasuponda sudah tersedia sampai jenjang SMA. Jumlah TK di Kecamatan Wasuponda sebanyak 6 buah, sedangkan jumlah SD dan SLTP/setingkat masing-masing 12 dan 3 sekolah. Sementara itu, SLTA/setingkat sebanyak 2 sekolah. Angka Rasio Murid-Guru merupakan angka yang dapat memberikan gambaran rata-rata banyaknya murid yang diajar oleh seorang guru. Angka rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas guru dalam proses belajar mengajar. Pada tahun 2016 rasio murid guru SD/sederajat sebesar 17 murid setiap guru. Rasio murid guru SLTP/sederajat sebesar 22 murid setiap guru pada tahun 2016, sedangkan untuk jenjang pendidikan SLTA/sederajat sebesar 16 murid setiap guru pada tahun 2016. Pada tahun 2016 jumlah lulusan siswa SD dan sederajat mencapai 445 siswa, yang terdiri dari 243 siswa laki-laki dan 202 siswa perempuan. Sedangkan untuk tingkat SLTP dan sederajat jumlah lulusan siswa mencapai 327 siswa yang terdiri dari 155 siswa laki-laki dan 172 siswa perempuan. Dan untuk tingkat SLTA dan sederajat jumlah lulusan siswa mencapai 198 siswa yang terdiri dari 94 siswa laki-laki dan 104 siswa perempuan.
KESEHATAN
Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Wasuponda meliputi 1 buah puskesmas, 9 pustu/poskesdes, 12 posyandu, 1 tempat praktek dokter/bidan dengan didukung tenaga kesehatan 3 orang dokter umum, 1 dokter gigi, 16 bidan, 22 perawat dan 12 tenaga kesehatan lainnya.Jumlah pengunjung puskesmas pada tahun 2016 mencapai 88.710 orang yang dibagi dalam 3 kategori yaitu umum sebanyak 17.800 orang, JPS-BK 51.700 orang, dan askes sebanyak 19.210 orang. Jumlah pengunjung puskesmas terbanyak terjadi pada bulan Juni dengan jumlah pengunjung sebanyak 5. 195 pengunjung. Sedangkan jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh pasien adalah Infeksi saluran pernafasan bagian Atas dengan jumlah pasien 4.251 orang, disusul penyakit commond cold dan rhinitis 2.076 pasien, demam 1.903 pasien, penyakit rongga mulut 1.249 pasien, penyakit diare 985 pasien, dermatitis 841 pasien, batuk 742 pasien, capelgia 676 dan penyakit gastritis 705 pasien. Pada tahun 2016 banyaknya balita dan penolong kelahiran terakhir di Kecamatan Wasuponda sebanyak 406 balita. Tercatat 329 kelahiran ditolong oleh bidan dan 69 kelahiran ditolong oleh dokter. Desa Ledu-Ledu merupakan desa terbanyak jumlah balita yang penolong kelahirannya adalah bidan. Berdasarkan pendataan petugas KB-KS Kecamatan Wasuponda, jumlah keluarga pra-sejahtera di Kecamatan Wasuponda tahun 2016 mencapai 833 keluarga. Sementara jumlah keluarga sejahtera I sebanyak 1.174 keluarga, keluarga sejahtera II 1.221 keluarga, keluarga sejahtera III 908 keluarga dan keluarga sejahtera III plus 4.168 keluarga. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Wasuponda pada tahun 2016 sebanyak 2.437 pasangan. Banyaknya Akseptor aktif KB di Kecamatan Wasuponda pada tahun 2016 sebanyak 1.988 akseptor. Berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang digunakan, pil 690 jumlah pengguna, suntik 733 pengguna, Implant 293 pengguna, IUD 136 pengguna, kondom 76 pengguna, dan MOW/MOP 60 pengguna.
AGAMA
Ragam fasilitas/tempat ibadah di Kecamatan Wasuponda meliputi mesjid, musholla dan gereja.Tahun 2016 tercatat mesjid sebanyak 21 buah, musholla/langgar sebanyak 8 buah, dan gereja sebanyak 44 buah.
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Pada tahun 2016 di Kecamatan Wasuponda terdapat 5.634 bangunan rumah yang terdiri dari 1.590 diantaranya berupa bangunan permanen, 3.286 bangunan semi permanen, dan sisanya 758 bangunan non permanen. Sumber air minum yang utama di Kecamatan Wasuponda hampir semuanya menggunakan air isi ulang kecuali Desa Kawata dan Parumpanai yang menggunakan mata air. Sedangkan untuk memasak sebagian besar menggunakan gas.
PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
TANAMAN PANGAN
Pada tahun 2016, jumlah lahan sawah di Kecamatan Wasuponda seluas 958 hektar dimana yang menggunakan irigasi setengah teknis 430 Ha, irigasi sederhana 523 Ha dan tadah hujan 15 Ha. Pada tahun 2016 jenis tanaman pangan yang diproduksi di Kecamatan Wasuponda meliputi tanaman padi, jagung, kacang kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang hijau. Total produksi padi tahun 2016 sebesar 8.151,84 ton dari luas panen 1.332 hektar. Kecamatan Wasuponda merupakan salah satu kecamatan yang menjadi produsen tanaman hortikultura di kabupaten Luwu Timur. Jenis tanaman hortikultura yang diproduksi di Kecamatan Wasuponda pada tahun 2016 meliputi tanaman cabe, tomat, kacang panjang, sawi, kangkung dan bayam. Dari data yang diperoleh produksi tanaman kangkung yang menghasilkan yang terbesar dengan produksi 48,90 ton dengan luas panen 7 Ha. Buah-buahan yang diproduksi di kecamatan Wasuponda pada tahun 2016 meliputi buah durian, mangga, pisang, pepaya, nanas, rambutan dan duku. Produksi terbesar merupakan buah langsat/duku yaitu 3.629,10 ton. Jenis tanaman perkebunan di Kecamatan Wasuponda antara lain kelapa, kelapa sawit, kopi, lada dan kakao, Produksi terbesar adalah tanaman Kakao (2.415,40 ton).
PETERNAKAN DAN PERIKANAN
Sapi potong merupakan ternak besar terbanyak yang terdapat di Kecamatan Wasuponda pada tahun 2016 yaitu sebanyak 335 ekor, sedangkan kerbau hanya 31 ekor. Sementara itu, ternak kecil yang paling banyak adalah ternak kambing 385 ekor dan ternak babi sebanyak 382 ekor. Populasi unggas terbanyak yang ada di Kecamatan Wasuponda adalah ayam pedaging dengan jumlah 3.838 ekor. Unggas lainnya yaitu ayam petelur 1.838 ekor, itik 1.262 ekor dan ayam kampung 1.128 ekor. Di kecamatan Wasuponda jenis perikanan yang berkembang adalah perikanan budidaya kolam dan di sawah mengingat wilayahnya yang bukan daerah pantai. Pada tahun 2016 jumlah rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan di kolam sebanyak 145 rumah tangga.
PERTAMBANGAN DAN ENERGI
PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Potensi bahan galian golongan C di Kecamatan Wasuponda meliputi batu/koral dan silika. Desa yang terdapat jenis tambang galian batu/koral adalah Desa Balambano, Wasuponda dan Kawata sedangkan jenis tambang silica di Desa Tabarano. Listrik PLN sudah masuk di Kecamatan Wasuponda dan sudah banyak yang menggunakan. Tercatat bahwa banyaknya keluarga pelanggan listrik yaitu sebesar 3.396 keluarga dengan desa Ledu-Ledu sebagai pengguna terbesar yaitu sebanyak 1.239 keluarga.
TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN PARIWISATA
Sarana transportasi darat sudah cukup memadai di Kecamatan Wasuponda. Hal ini terlihat dari ketersediaan kendaraan umum penghubung antar desa. Jumlah kendaraan terbanyak adalah jenis minibus sebanyak 49 unit, namun jenis kendaraan yang mengalami peningkatan tertinggi adalah jenis motor ojek dengan peningkatan sebesar 9 persen. Sementara itu Fasilitas Komunikasi dan Informasi cukup memadai di beberapa desa ditandai dengan adanya 1 warnet, 5 usaha tv kabel dan juga terdapat 1 kantor pos dan giro yg terletak di Desa Tabarano. Obyek wisata yang terdapat di Kecamatan Wasuponda ada tiga yaitu air terjun Matabuntu, air terjun Kawata dan bukit agro tabarano.
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
Di sektor perdagangan pada tahun 2016, kecamatan Wasuponda terdiri atas 3 hotel non-bintang dan akomodasi lainnya, 7 rumah makan/restoran, dan 30 warung makan/kedai makan. Adapun sarana perdagangan yang tersedia yaitu 2 pasar dengan bangunan, 1 pasar tanpa bangunan, 4 mini market dan 1 kelompok pertokoan.
KEUANGAN
Pada tahun 2016 di Kecamatan Wasuponda realisasi penerimaan dari retribusi daerah sebesar Rp. 65.163.080. Nilai ini tidak sesuai dengan target yang ditetapkan sebesar Rp. 66.160.000 sehingga realisasi hanya mencapai 98,49 % . Penerimaan retribusi tersebut berasal dari retribusi IMB dan Ho. Sementara realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kecamatan Wasuponda pada tahun 2016 mencapai angka 100 % dengan target yang ditetapkan senilai Rp. 145.215.155.