Berita

Organisasi Perangkat Daerah berdasarkan Perda No. 8 Tahun 2016 1. Sekretariat Daerah 2. Sekretariat DPRD 3. Inspektorat 4. Dinas Pendidikan 5. Dinas Kesehatan 6. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 7. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman danPertanahan 8. Satuan Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran 9. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 10. Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja dan Perindustrian 11. Dinas Kelautan, Perikanan dan Pangan 12. Dinas Lingkungan Hidup 13. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 14. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 15. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 16. Dinas Perhubungan 17. Dinas Komunikasi dan Informatika 18. Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 19. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 20. Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga 21. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 22. Dinas Pertanian 23. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia 24. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah 25. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah 26. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 27. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik 28. RSUD I La Galigo 29. Kecamatan Burau 30. Kecamatan Wotu 31. Kecamatan Mangkutana 32. Kecamatan Tomoni 33. Kecamatan Tomoni Timur 34. Kecamatan Kalaena 35. Kecamatan Angkona 36. Kecamatan Malili 37. Kecamatan Wasuponda 38. Kecamatan Towuti 39. Kecamatan Nuha

PROFIL KECAMATAN WOTU Peta-kec.Wotu KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Wotu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Luwu Timur. Luas wilayahnya 130,52 km2 atau meliputi 1,88 persen dari luas Kabupaten Luwu Timur. Desa Lampenai merupakan desa yang memiliki wilayah yang terluas yaitu 22,31 km2 atau meliputi 17 persen dari luas Kecamatan. Secara administrasi Wotu terbagi menjadi 16 desa yaitu, Desa Lera, Bawalipu, Lampenai, Bahari, Kalaena, Karambua, Kanawatu, Maramba, Tarengge, CendanaHIjau, Balo-Balo ,Pepuro Barat, Rinjani, Madani, Tarengge Timur dan Tabaroge. Secara Astronomis Kecamatan Wotu terletak di sebelah barat ibukota Kabupaten Luwu Timur tepatnya terletak diantara 2 31’ 58” - 2 39’ 57” Lintang Selatan dan 120 45’ 20” - 120 55’ 38” Bujur Timur. Kecamatan Wotu berbatasan dengan Kecamatan Tomoni di sebelah utara, Kecamatan Angkona sebelah timur, sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Bone dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Burau. Kecamatan Wotu terdiri dari 16 desa yang seluruhnya berstatus desa definitive dengan 70 dusun dan 191 RT. Sebagian wilayah Kecamatan Wotu merupakan daerah pesisir. Lima dari 16 desanya merupakan wilayah pantai dan 11 desa merupakan wilayah bukan pantai. Secara topografi wilayah Kecamatan Wotu merupakan daerah datar, karena keenambelas desanya merupakan daerah datar dan tidak ada yang daerah yang tergolong daerah berbukit-bukit. PENDUDUK Kepadatan penduduk di Kecamatan Wotu tergolong tinggi yaitu sekitar 233 orang per kilometerpersegi. Desa yang terpadat penduduknya adalah Desa Lera dengan kepadatan 692 orang per kilometer persegi, sedang paling rendah adalah Desa Balo-Balo dengan kepadatan sebanyak 83 orang per kilometer persegi. Pada tahun 2016, jumlah penduduk di Kecamatan Wotu sebanyak 30.386 jiwa yang terbagi kedalam 6.894 rumahtangga, dengan rata-rata penduduk dalam satu rumah tangga sebanyak 4 orang. Rasio jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Jumlah Penduduk laki-laki sebanyak 15.377 orang dan perempuan sebanyak 15.009 orang, sehingga rasio jenis kelaminnya sebesar 102 yang artinya dari 100 wanita terdapat sekitar 102 orang laki-laki. PENDIDIKAN Salah satu komponen dalam pembangunan manusia adalah peningkatan dalam bidang pendidikan. Pendidikan adalah sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia, oleh karena itu pemerintah harus menjamin mutu pendidikan denganmeningkatkan kualitas guru dan melengkapi sarana dan prasarana sekolah. Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Wotu termasuk kategori memadai. Sarana pendidikan informal (TamanKanak-Kanak/TK) dan sarana pendidikan formal dari tingkat SD sampai SLTA telah tersedia dan terdistribusi di setiap desa. Pada tahun 2016, jumlah TK di Kecamatan Wotu sebanyak 19 sekolah dan SD sebanyak 22 sekolah. Selanjutnya jumlah SLTP dan SLTA masing-masing sebanyak 8 dan 3 unit. Rasio murid guru memberikan gambaran rata-rata banyaknya murid yang diajar oleh seorang guru. Angka rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas guru dalam proses belajar mengajar. Semakin kecil angka rasio maka semakin efektif proses belajar mengajar. Pada tahun ajaran 2015/2016 rasio murid guru SD dan SLTP berturut-turut sebesar 17 dan 13 murid setiap guru. Sementara untuk rasio siswa guru untuk pendidikan SLTA sebesar 18 siswa setiap guru. SOSIAL KESEHATAN Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Wotu dapat dikategorikan lengkap. Rumah sakit umum daerah dibangun di Kecamatan ini yaitu di Desa Bawalipu. Selain itu terdapat satu puskesmas yang terletak di Desa Bawalipu, sebelas Puskesmas Pembantu, delapan unit Poskesdes, enam tempat prakter dokter, tiga praktek bidan, 32 unit posyandu serta lima apotek. Kasus Penyakit yang sering terjadi dengan pasien terbanyak dapat menjadi bahan perencanaan untuk melakukan upaya pencegahan penyakit. Pada tahun 2016 penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah kasus penyakit yang memiliki pasien terbanyak. Di urutan kedua dan ketiga berturut- turut adalah kecelakaan dan rudapaksa serta dermatitis alergi. Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui program KB Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Petugas KB Kecamatan Wotu alat kontrasepsi suntik paling diminati oleh akseptor KB di Kecamatan Wotu yaitu sebanyak 1.440 orang, sedangkan alat kontrasepsi lain seperti pil sebanyak 862 orang, Implant 921 orang, IUD 187 orang, MOW 159 orang dan kondom 122 orang. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Pada umumnya masyarakat Kecamatan Wotu menggunakan LPG untuk memasak. Sementara itu, kondisi pembuangan sampah keluarga relatif baik, karena 16 desa di kecamatan ini sebagian besar penduduknya telah membuang sampah dalam lubang dan dibakar. Tempat buang air besar pada umumnya sudah menggunakan jamban sendiri. Listrik PLN belum sepenuhnya masuk di Kecamatan Wotu. Tersisa satu desa yang belum menggunakan listrik PLN yakni Desa Tabaroge. AGAMA Mayoritas penduduk Kecamatan Wotu beragama Islam. Kondisi ini antara lain dapat dilihat dari banyaknya tempat ibadah bagi umat Islam seperti masjid sebanyak 40 unit dan mushallah/langgar sebanyak 18 unit. Selain itu penduduk Kecamatan Wotu terdapat komunitas masyarakat yang memeluk agama Kristen dan Hindu dengan jumlah tempat ibadah berupa gereja sebanyak 21 unit dan Pura sebanyak 15 unit. PERTANIAN PERTANIAN DAN PERKEBUNAN Pada tahun 2016, luas lahan sawah di Kecamatan Wotu seluas 4.254 hektar yang terdiri dari dari 4.177 hektar sawah irigasi teknis dan 77 hektar sawah tadah hujan. Nilai produksi palawija yang tertinggi di kecamatan Wotu adalah jagung dengan jumlah produksi sebesar 3.026 ton dari luas panen sebesar 456 hektar, diikuti oleh Ubi Kayu dengan produksi sebanyak 373 ton dari luas panen seluas 21 hektar. Di sub sektor perkebunan, Kecamatan Wotu memiliki potensi empat komoditi perkebunan antara lain, kelapa sawit, kelapa, lada dan kakao. Tanaman Kelapa Sawit merupakan tanaman perkebunan paling potensial dengan luas tanam sebesar 380 ha menghasilkan produksi sebesar 4.579,22 ton selama tahun 2016. PETERNAKAN DAN PERIKANAN Sapi potong merupakan ternak besar terbanyak yang terdapat di Kecamatan Wotu, yaitu sebanyak 1.858 ekor. Sementara itu, ternak kecil yang paling banyak adalah ternak babi yaitu 4.134 ekor, kemudian kambing sebanyak 855 ekor. Selanjutnya ternak unggas yang terbanyak adalah ayam pedaging sebanyak 177.519 ekor, disusul ayam kampung sebanyak 31.252 ekor serta ayam petelur sebanyak 8.060 ekor. Kecamatan Wotu adalah salah satu kecamatan yang berada di pesisir Teluk Bone, sehingga daerah ini potensi terhadap perikanan laut dan budidaya. Selama tahun 2016 tercatat produksi perikanan tangkap mencapai 1.932,52 ton sedangkan perikanan budidaya mencapai 129.265,2 ton. PERDAGANGAN DAN HOTEL Untuk menunjang kegiatan perekonomian penduduk Kecamatan Wotu, pada tahun 2016 terdapat sebanyak 4 pasar dengan bangunan, 3 pasar tanpa bangunan, 71 buah rumah makan/warung makan minum dan sebanyak 22 Koperasi nonKUD. Sarana akomodasi penginapan telah tersedia dua unit di Desa Bawalipu. KOMUNIKASI DAN INFORMASI Fasilitas komunikasi dan informasi sangat erat hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi sebuah masyarakat. Dari 16 desa di Kecamatan Wotu terdapat satu unit kantor pos yang terdapat di Desa Bawalipu, kemudian 4 unit tower telepon seluler yang telah menjangkau seluruh desa di Kecamatan Wotu. Selain itu terdapat satu usaha warnet yang terdapat di Desa Bawalipu.

PROFIL KECAMATAN WASUPONDA Peta-Kec.Wasuponda KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Wasuponda merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan Wasuponda berada pada posisi 2 18’ 00” - 2 49’ 30”Lintang Selatan dan 12052’30” - 121 24’ 00” Bujur Timur dengan luas wilayah 1.244 km2. Kecamatan yang terletak di sebelah Barat ibukota Kabupaten Luwu Timur ini berbatasan langsung dengan Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah utara, Kecamatan Nuha dam Towuti di sebelah timur, Kecamatan Malili di sebelah selatan, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mangkutana dan Angkona. Kecamatan Wasuponda terdiri dari 6 desa yaitu: Desa Balambano, Tabarano, Ledu - Ledu, Wasuponda, Kawata dan Parumpanai. Desa yang memiliki wilayah terluas di kecamatan ini adalah Desa Ledu – Ledu dengan luas 346 km2 atau 27,81 persen dari luas kecamatan, sedangkan desa dengan wilayah terkecil adalah Desa Wasuponda dengan luas wilayah 91 km2 atau 7,32 persen dari luas kecamatan. Wilayah kecamatan Wasuponda merupakan wilayah bukan pantai dengan topografi berbukit - bukit. Ada empat sungai yang melintasi kecamatan ini yaitu Sungai Larona, Ussu, Angkona dan Cerekang. PEMERINTAHAN Pada tahun 2016 di Kecamatan Wasuponda terdapat 29 dusun dengan 84 RT. Sampai dengan tahun 2016 tercatat sebanyak 224 orang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup Kecamatan Wasuponda. Dari jumlah tersebut sebanyak 41 orang merupakan PNS golongan II, 146 orang golongan III dan sebanyak 37 orang golongan IV. Selain itu terdapat pula sebayak 18 personil Polisi yang siap memberi pelayanan di Kecamatan ini dan 15 prsonil TNI. PENDUDUK Jumlah penduduk Kecamatan Wasuponda pada tahun 2016 adalah 21.149 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 17 orang per kilometer persegi. Kepadatan penduduk kecamatan ini masih berada di atas rata-rata Kabupaten Luwu Timur yang berkisar 39 orang per kilometer persegi. Desa yang terpadat penduduknya adalah Desa Ledu-Ledu dengan jumlah penduduk 5.840 jiwa, sedang paling rendah adalah Desa Kawata dengan jumlah penduduk 2.040 jiwa. Penduduk Kecamatan Wasuponda terbagi dalam 4.853 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4,0 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan Wasuponda hampir sama dengan jumlah penduduk perempuannya. Dengan rasio jenis kelamin sebesar 114,14 yang artinya dari 100 wanita terdapat sekitar 114 laki-laki. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Wasuponda di Kecamatan Wasuponda dari tahun 2015-2016 sebesar 0,8% artinya pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan dari tahun 2015. SOSIAL PENDIDIKAN Fasilitas pendidikan di Kecamatan Wasuponda sudah tersedia sampai jenjang SMA. Jumlah TK di Kecamatan Wasuponda sebanyak 6 buah, sedangkan jumlah SD dan SLTP/setingkat masing-masing 12 dan 3 sekolah. Sementara itu, SLTA/setingkat sebanyak 2 sekolah. Angka Rasio Murid-Guru merupakan angka yang dapat memberikan gambaran rata-rata banyaknya murid yang diajar oleh seorang guru. Angka rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas guru dalam proses belajar mengajar. Pada tahun 2016 rasio murid guru SD/sederajat sebesar 17 murid setiap guru. Rasio murid guru SLTP/sederajat sebesar 22 murid setiap guru pada tahun 2016, sedangkan untuk jenjang pendidikan SLTA/sederajat sebesar 16 murid setiap guru pada tahun 2016. Pada tahun 2016 jumlah lulusan siswa SD dan sederajat mencapai 445 siswa, yang terdiri dari 243 siswa laki-laki dan 202 siswa perempuan. Sedangkan untuk tingkat SLTP dan sederajat jumlah lulusan siswa mencapai 327 siswa yang terdiri dari 155 siswa laki-laki dan 172 siswa perempuan. Dan untuk tingkat SLTA dan sederajat jumlah lulusan siswa mencapai 198 siswa yang terdiri dari 94 siswa laki-laki dan 104 siswa perempuan. KESEHATAN Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Wasuponda meliputi 1 buah puskesmas, 9 pustu/poskesdes, 12 posyandu, 1 tempat praktek dokter/bidan dengan didukung tenaga kesehatan 3 orang dokter umum, 1 dokter gigi, 16 bidan, 22 perawat dan 12 tenaga kesehatan lainnya.Jumlah pengunjung puskesmas pada tahun 2016 mencapai 88.710 orang yang dibagi dalam 3 kategori yaitu umum sebanyak 17.800 orang, JPS-BK 51.700 orang, dan askes sebanyak 19.210 orang. Jumlah pengunjung puskesmas terbanyak terjadi pada bulan Juni dengan jumlah pengunjung sebanyak 5. 195 pengunjung. Sedangkan jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh pasien adalah Infeksi saluran pernafasan bagian Atas dengan jumlah pasien 4.251 orang, disusul penyakit commond cold dan rhinitis 2.076 pasien, demam 1.903 pasien, penyakit rongga mulut 1.249 pasien, penyakit diare 985 pasien, dermatitis 841 pasien, batuk 742 pasien, capelgia 676 dan penyakit gastritis 705 pasien. Pada tahun 2016 banyaknya balita dan penolong kelahiran terakhir di Kecamatan Wasuponda sebanyak 406 balita. Tercatat 329 kelahiran ditolong oleh bidan dan 69 kelahiran ditolong oleh dokter. Desa Ledu-Ledu merupakan desa terbanyak jumlah balita yang penolong kelahirannya adalah bidan. Berdasarkan pendataan petugas KB-KS Kecamatan Wasuponda, jumlah keluarga pra-sejahtera di Kecamatan Wasuponda tahun 2016 mencapai 833 keluarga. Sementara jumlah keluarga sejahtera I sebanyak 1.174 keluarga, keluarga sejahtera II 1.221 keluarga, keluarga sejahtera III 908 keluarga dan keluarga sejahtera III plus 4.168 keluarga. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Wasuponda pada tahun 2016 sebanyak 2.437 pasangan. Banyaknya Akseptor aktif KB di Kecamatan Wasuponda pada tahun 2016 sebanyak 1.988 akseptor. Berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang digunakan, pil 690 jumlah pengguna, suntik 733 pengguna, Implant 293 pengguna, IUD 136 pengguna, kondom 76 pengguna, dan MOW/MOP 60 pengguna. AGAMA Ragam fasilitas/tempat ibadah di Kecamatan Wasuponda meliputi mesjid, musholla dan gereja.Tahun 2016 tercatat mesjid sebanyak 21 buah, musholla/langgar sebanyak 8 buah, dan gereja sebanyak 44 buah. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Pada tahun 2016 di Kecamatan Wasuponda terdapat 5.634 bangunan rumah yang terdiri dari 1.590 diantaranya berupa bangunan permanen, 3.286 bangunan semi permanen, dan sisanya 758 bangunan non permanen. Sumber air minum yang utama di Kecamatan Wasuponda hampir semuanya menggunakan air isi ulang kecuali Desa Kawata dan Parumpanai yang menggunakan mata air. Sedangkan untuk memasak sebagian besar menggunakan gas. PERTANIAN DAN PERKEBUNAN TANAMAN PANGAN Pada tahun 2016, jumlah lahan sawah di Kecamatan Wasuponda seluas 958 hektar dimana yang menggunakan irigasi setengah teknis 430 Ha, irigasi sederhana 523 Ha dan tadah hujan 15 Ha. Pada tahun 2016 jenis tanaman pangan yang diproduksi di Kecamatan Wasuponda meliputi tanaman padi, jagung, kacang kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang hijau. Total produksi padi tahun 2016 sebesar 8.151,84 ton dari luas panen 1.332 hektar. Kecamatan Wasuponda merupakan salah satu kecamatan yang menjadi produsen tanaman hortikultura di kabupaten Luwu Timur. Jenis tanaman hortikultura yang diproduksi di Kecamatan Wasuponda pada tahun 2016 meliputi tanaman cabe, tomat, kacang panjang, sawi, kangkung dan bayam. Dari data yang diperoleh produksi tanaman kangkung yang menghasilkan yang terbesar dengan produksi 48,90 ton dengan luas panen 7 Ha. Buah-buahan yang diproduksi di kecamatan Wasuponda pada tahun 2016 meliputi buah durian, mangga, pisang, pepaya, nanas, rambutan dan duku. Produksi terbesar merupakan buah langsat/duku yaitu 3.629,10 ton. Jenis tanaman perkebunan di Kecamatan Wasuponda antara lain kelapa, kelapa sawit, kopi, lada dan kakao, Produksi terbesar adalah tanaman Kakao (2.415,40 ton). PETERNAKAN DAN PERIKANAN Sapi potong merupakan ternak besar terbanyak yang terdapat di Kecamatan Wasuponda pada tahun 2016 yaitu sebanyak 335 ekor, sedangkan kerbau hanya 31 ekor. Sementara itu, ternak kecil yang paling banyak adalah ternak kambing 385 ekor dan ternak babi sebanyak 382 ekor. Populasi unggas terbanyak yang ada di Kecamatan Wasuponda adalah ayam pedaging dengan jumlah 3.838 ekor. Unggas lainnya yaitu ayam petelur 1.838 ekor, itik 1.262 ekor dan ayam kampung 1.128 ekor. Di kecamatan Wasuponda jenis perikanan yang berkembang adalah perikanan budidaya kolam dan di sawah mengingat wilayahnya yang bukan daerah pantai. Pada tahun 2016 jumlah rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan di kolam sebanyak 145 rumah tangga. PERTAMBANGAN DAN ENERGI PERTAMBANGAN DAN ENERGI Potensi bahan galian golongan C di Kecamatan Wasuponda meliputi batu/koral dan silika. Desa yang terdapat jenis tambang galian batu/koral adalah Desa Balambano, Wasuponda dan Kawata sedangkan jenis tambang silica di Desa Tabarano. Listrik PLN sudah masuk di Kecamatan Wasuponda dan sudah banyak yang menggunakan. Tercatat bahwa banyaknya keluarga pelanggan listrik yaitu sebesar 3.396 keluarga dengan desa Ledu-Ledu sebagai pengguna terbesar yaitu sebanyak 1.239 keluarga. TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN PARIWISATA Sarana transportasi darat sudah cukup memadai di Kecamatan Wasuponda. Hal ini terlihat dari ketersediaan kendaraan umum penghubung antar desa. Jumlah kendaraan terbanyak adalah jenis minibus sebanyak 49 unit, namun jenis kendaraan yang mengalami peningkatan tertinggi adalah jenis motor ojek dengan peningkatan sebesar 9 persen. Sementara itu Fasilitas Komunikasi dan Informasi cukup memadai di beberapa desa ditandai dengan adanya 1 warnet, 5 usaha tv kabel dan juga terdapat 1 kantor pos dan giro yg terletak di Desa Tabarano. Obyek wisata yang terdapat di Kecamatan Wasuponda ada tiga yaitu air terjun Matabuntu, air terjun Kawata dan bukit agro tabarano. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Di sektor perdagangan pada tahun 2016, kecamatan Wasuponda terdiri atas 3 hotel non-bintang dan akomodasi lainnya, 7 rumah makan/restoran, dan 30 warung makan/kedai makan. Adapun sarana perdagangan yang tersedia yaitu 2 pasar dengan bangunan, 1 pasar tanpa bangunan, 4 mini market dan 1 kelompok pertokoan. KEUANGAN Pada tahun 2016 di Kecamatan Wasuponda realisasi penerimaan dari retribusi daerah sebesar Rp. 65.163.080. Nilai ini tidak sesuai dengan target yang ditetapkan sebesar Rp. 66.160.000 sehingga realisasi hanya mencapai 98,49 % . Penerimaan retribusi tersebut berasal dari retribusi IMB dan Ho. Sementara realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kecamatan Wasuponda pada tahun 2016 mencapai angka 100 % dengan target yang ditetapkan senilai Rp. 145.215.155.

PROFIL KECAMATAN TOWUTI Peta-Kec.Towuti KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Towuti merupakan salah satu kecamatan terluas di Kabupaten Luwu Timur. Luas wilayahnya 1.820,48 km2, terdiri dari luas daratan 1.219.000 km2 dan luas danau sebesar 601,48 km2.. Kecamatan Towuti terletak di sebelah timur ibukota Kabupaten Luwu Timur, Kecamatan Towuti berbatasan dengan Kecamatan Nuha dan Propinsi Sulawesi Tengah di sebelah utara, Propinsi Sulawesi Tenggara sebelah timur dan sebelah selatan, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Nuha dan Wasuponda. Kecamatan Towuti terdiri dari 18 Desa ditambah UPT SP IV Mahalona pecahan dari desa Mahalona. PEMERINTAHAN Pada tahun 2016 di Kecamatan Towuti terdapat 56 dusun dan 167 RT.Tercatat sebanyak 148 orang pegawai negeri sipil (PNS) dilingkup Kantor Kecamatan Towuti,dan empat Puskesmas yang terdapat di Kecamatan Towuti.Dari jumlah tersebut sebanyak 39 orang merupakan PNS golongan II dan sebanyak 105 orang golongan III, 1 orang PNS golongan IV, dan 1 orang PNS Golongan I. Berdasarkan tingkat pendidikannya, PNS dilingkup Kecamatan Towuti sebagian besar merupakan lulusan D1-IV,dari 148 pegawai yang ada terdapat 34 pegawai lulusan D1-IV,sebanyak 66 pegawai lulusan SI,3 pegawai lulusan S2. Jumlah PNS ini belum termasuk para guru serta tenaga BP3K yang bertugas di kecamatan Towuti. PENDUDUK Kepadatan penduduk di Kecamatan Towuti tergolong rendah yaitu sekitar 19 orang per kilometer persegi, karena jauh berada di bawah rata-rata Kabupaten Luwu Timur yang berkisar 38 orang per kilometer persegi. Desa yang terpadat penduduknya adalah Desa Bantilang dengan kepadatan 365 orang per kilometer persegi, sedang paling rendah adalah Desa Mahalona dan desa Loeha dengan kepadatan sekitar 4 orang per kilometer persegi. Pada tahun 2016, jumlah penduduk di Kecamatan Towuti sebanyak 35.218 orang yang terbagi ke dalam 9 161 rumah tangga, dengan rata-rata penduduk dalam satu rumahtangga sebanyak 4 orang. Pada tahun yang sama, jumlah laki-laki lebih banyak dibanding perempuan. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 18.683 orang dan perempuan sebanyak 16.535 orang, sehingga rasio jenis kelaminnya sebesar 112,99 yang artinya dari 100 wanita terdapat sekitar 112 laki-laki. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2015-2016 sebesar 0,47 persen. SOSIAL PENDIDIKAN Fasilitas pendidikan di Kecamatan Towuti relatif lengkap. Sarana pendidikan informal (Taman Kanak-Kanak/TK) dan sarana pendidikan formal dari tingkat SD sampai SLTA telah tersedia. Pada tahun 2016, jumlah TK di Kecamatan Towuti sebanyak 20 buah, 20 unit SD (17 unit SD Negeri dan 3 unit MI Swasta) dengan jumlah murid 4.525 orang, Sedangkan untuk tingkat SLTP terdapat 8 unit (tiga unit SLTP Negeri dan enam unit SLTP Swasta ) dengan jumlah siswa 2.022 orang. Sementara itu, untuk tingkat SLTA terdapat 3 unit (satu unit SLTA Negeri dan dua unit SLTA swasta) dengan jumlah siswa 979 orang. Rasio murid guru memberikan gambaran rata-rata banyaknya murid yang diajar oleh seorang guru. Angka rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas guru dalam proses belajar mengajar. Semakin kecil angka rasio maka semakin tinggi tingkat efektifitas proses belajar mengajar. Pada tahun ajaran 2014/2015 rasio murid guru SD dan SLTP sebesar 17 murid setiap guru untuk SD dan 13 siswa setiap guru untuk SLTP. Sedangkan untuk SLTA angka rasio siswa guru sebesar 13 siswa setiap guru. KESEHATAN Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Towuti sudah relatif lengkap. Dari 18 desa terdapat 4 buah puskesmas yang terletak di Desa Langkea Raya, Bantilang, Mahalona dan Pekaloa. Disamping itu terdapat 37 posyandu, 5 unit Pustu, 12 unit Poskesdes, 4 tempat praktek dokter dan 2 apotek. Tenaga medis yg tersedia yaitu 4 orang dokter umum, 4 orang dokter gigi, 36 bidan, 64 perawat, dan tenaga farmasi 8 orang. Program KB di Kecamatan Towuti dapat dikatakan berhasil, hal ini dapat dilihat dari besarnya persentase akseptor KB terhadap pasangan usia subur yang besar Terdapat 3.844 akseptor. Sebanyak 975 diantaranya menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang dan 2 865 akseptor yang menggunakan metode jangka pendek. Berdasarkan data Badan KB-KS kecamatan Towuti keluarga pra-sejahtera 1 028 keluarga, sejahtera I 1.688 keluarga, sejahtera II 2 175 keluarga, Sejahtera III 1.430 dan sejahtera III+ sebanyak 361 keluarga. AGAMA Mayoritas penduduk Kecamatan Towuti beragama Islam. Kondisi ini antara lain dapat dilihat dari banyaknya tempat ibadah umat Islam seperti masjid sebanyak 48 buah dan mushalah/langgar sebanyak 12 buah. Selain itu penduduk Kecamatan Towuti terdapat komunitas masyarakat yang memeluk agama Kristen dengan jumlah tempat ibadah berupa gereja sebanyak 15 buah, dan terdapat 1 pura komunitas pemeluk agama Hindu. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Pada umumnya masyarakat Kecamatan Tomoti menggunakan air kemasan sebagai sumber air minum utama. Sementara itu, sebagai bahan bakar untuk memasak pada umumnya Gas LPG masih menjadi pilihan utama. PERTANIAN TANAMAN PANGAN Pada tahun 2016, luas panen padi di Kecamatan Towuti adalah 2 955 hektar yang menghasilkan produksi padi sebesar 1 7764,65 ton. Selain padi Kecamatan Towuti juga menghasilkan Jagung, ubi kayu dan ubi jalar. HORTIKULTURA Pada sub sektor hortikultura Kecamatan Towuti merupakan penghasil tanaman sayuran dan tanaman buah-buahan. Komoditi yang disajikan pada tanaman sayuran meliputi Cabe, Tomat, Kubis, Petsai, sawi,Kacang panjang dan Bayam. Produksi Sawi turun dari 11,8 Ton ditahun 2015 sementara ditahun 2016 produksinya sisa 2,1 Ton. Untuk tanaman kacang panjang naik produksi dari 5,3 menjadi 6,4 ton. PERKEBUNAN Sementara itu, di sub sektor perkebunan, Kecamatan Towuti merupakan produsen tanaman kelapa, lada dan coklat. Tanaman lada merupakan tanaman perkebunan paling potensial dengan luas tanam sebesar 3 822 ha dengan produksi sebesar 2 690,71 ton selama tahun 2016. PETERNAKAN Kerbau merupakan ternak besar terbanyak yang terdapat di Kecamatan Towuti, ada sebanyak 669 ekor, sedangkan sapi sebanyak 452 ekor. Sementara itu, ternak kecil yang terbanyak adalah ternak Kambing 30 ekor. Selanjutnya ternak unggas yang terbanyak adalah ayam pedaging sebanyak 20 165 ekor, sedangkan ayam kampung dan itik masing-masing sebanyak 10.952 dan 183 ekor. PERIKANAN Kecamatan Towuti memiliki danau yang terluas di kabupaten Luwu Timur, yaitu Danau Towuti, sehingga daerah ini potensi terhadap perikanan perairan umum (danau) dengan total produksi yang dihasilkan selama tahun 2016 sebanyak 93 ton ikan dengan jumlah perahu motor tempel sebanyak 73 buah. Disamping perikanan danau daerah ini juga potensi terhadap perikanan budidaya, jumlah rumah tangga pembudidaya sebanyak 118 yang menghasilkan ikan sebesar 212 ton. Budidaya ikan ini dilakukukan di areal kolam dan sawah. PERINDUSTRIAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI PERINDUSTRIAN Pada tahun 2016, di Kecamatan Towuti memiliki 50 usaha industri dengan jumlah tenaga kerja sebesar 187 orang. Usaha industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah usaha industri furnitur dan industri pengolahan lainnya sebanyak 165 tenaga kerja. PERTAMBANGAN DAN ENERGI Kecamatan Towuti memiliki potensi tambang dan penggalian batu/koral dan pasir. Potensi tambang batu/koral terdapat di Desa Bantilang, Lioka, Pekaloa, Asuli, Mahalona, UPT SP I Mahalona, sedangkan potensi penggalian pasir terdapat pada 5 desa yaitu Desa Tokalimbo, Loeha, Langkea Raya, Mahalona dan Libukan Mandiri dan UPT SP IV. TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Sarana transportasi darat sudah cukup memadai di Kecamatan Towuti. Hal ini terlihat dari ketersediaan kendaraan umum penghubung antar desa yang masih didominasi oleh motor ojek. Hanya saja ketersediaan pom bensin belum dapat dinikmati oleh masyarakat Kecamatan Towuti. Sementara itu Fasilitas Komunikasi dan Informasi belum memadai, terdapat empat warnet di desa Wawondula,Langkea Raya,Baruga dan tidak tersedianya kantor pos di Kecamatan ini. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Untuk menunjang kegiatan perekonomian penduduk Kecamatan Towuti, sampai dengan tahun 2016 terdapat sebanyak 4 pasar, 54 buah rumah makan/kedai Sedangkan jumlah penginapan/hotel sebanyak 4 buah. KEUANGAN Pada tahun 2016 realisasi Penerimaan PBB mencapai 100 persen untuk setiap Desanya.Hal ini mencerminkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak untuk pembangunan Daerah. Lembaga keuangan yang tersedia di Kecamatan Towuti ditahun 2016 terdapat dua Bank didesa Wawondula dan desa Timampu.

Style Selector

Layout Style

Predefined Colors

Background Image