PROFIL KECAMATAN MANGKUTANA
Peta-Kec.Mangkutana
KEADAAN GEOGRAFIS
Kecamatan Mangkutana merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan Mangkutana berada pada posisi 2 07’ 30” - 228’ 30”Lintang Selatan dan 12031’30” - 12052’ 30” Bujur Timur dengan Luas Wilayah 1.300,96 km2.Kecamatan yang terletak di sebelah Barat ibu Kota Kabupaten Luwu Timur ini berbatasan langsung dengan Propinsi Sulawesi Tengah di sebelah Utara, Kecamatan Wasuponda danKalaena di sebelah Timur, Kecamatan Tomoni dan Tomoni Timur di sebelah Selatan,dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara. Kecamatan Mangkutana terdiri dari 11 Desa yang seluruhnya berstatus Desa Definitif yaitu: Desa Balaikembang, Manggala, Wonorejo, Maleku, Panca Karsa, Margolembo, Kasintuwu, Teromu, Wonorejo Timur, Sindu Agung dan Koroncia. Desa yang memiliki wilayah terluas di kecamatan ini adalah Desa Kasintuwu dengan luas 679.48 km2, sedangkan desa dengan wilayah terkecil adalah Desa Wonorejo Timur dengan luas wilayah 6,10 km2. Wilayah kecamatan Mangkutana merupakan wilayah bukan pantai dengan topografi dataran dan hanya Desa Kasintuwu dan Margolembo yang topografinya berbukit - bukit. Ada tiga sungai yang melintasi kecamatan ini yaitu Sungai Waelanti yang melintas di Desa Kasintuwu, Sungai Kalaena melintas di Desa Teromu dan Morgolembo, dan Sungai Tomoni yang melintasi Desa Balaikembang, Wonorejo,Maleku dan Manggala.
PENDUDUK
Jumlah penduduk Kecamatan Mangkutana pada tahun 2016 adalah 21.958 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 17 orang per kilometer persegi. Desa yang terpadat penduduknya adalah Desa Wonorejo Timur dengan kepadatan 371 orang per kilometer persegi, sedang paling rendah adalah Desa
Kasintuwu dengan kepadatan 5 orang perkilometer persegi. Penduduk Kecamatan Mangkutana terbagi dalam 5.832 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4 jiwa.
Jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan Mangkutana hampir sama dengan jumlah penduduk perempuannya. Dengan rasio jenis kelamin sebesar 102 yang artinya dari 100 wanita terdapat juga sekitar 102 laki-laki. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Mangkutana dari tahun 2015-2016 sebesar 0,01 % artinya pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan dari tahun 2015.
SOSIAL
PENDIDIKAN
Fasilitas pendidikan di Kecamatan Mangkutana sudah tersedia sampai jenjang SMA. Jumlah TK di Kecamatan Mangkutana sebanyak 15 sekolah, sedangkan jumlah SD dan SLTP masing – masing 15 dan 5 sekolah. Sementara itu, SLTA sebanyak 4 sekolah. Selain itu ada juga SLB 1 sekolah.
Angka Rasio Murid - Guru merupakan angka yang dapat memberikan gambaran rata - rata banyaknya murid yang diajar oleh seorang guru . Angka rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas guru dalam proses belajar mengajar. Pada tahun 2016 rasio murid guru SD dan sederajat sebesar 12 murid setiap guru. Rasio murid guru SLTP dan sederajat 11 murid setiap guru pada tahun 2016, sedangkan untuk jenjang pendidikan SLTA dan sederajat 12 murid setiap guru,sedangkan untuk jenjang pendidikan SLB 12 murid setiap guru pada tahun 2016.
Pada tahun 2016 jumlah lulusan siswa SD Negeri & Swasta mencapai 443 siswa, yang terdiri dari 221 siswa laki – laki dan 222 siswa perempuan. Sedangkan untuk tingkat SLTP Negeri & Swasta jumlah lulusan siswa mencapai 416 siswa yang terdiri dari 210 siswa laki – laki dan 239 siswa perempuan. Tingkat SLTA Negeri & Swasta jumlah lulusan mencapai 462 siswa, yang terdiri dari 223 siswa laki – laki dan 239 siswa perempuan.
KESEHATAN
Fasilitas Kesehatan yang ada di Kecamatan Mangkutana meliputi 7 buah puskesmas/pustu, 26 posyandu, 3 tempat praktek dokter, 1 Tempat pratek bidan dengan didukung tenaga kesehatan 3 orang dokter umum, 2 dokter gigi, 19 bidan, 21 perawat.
Jumlah pengunjung puskesmas pada tahun 2016 mencapai 29.566 orang yang dibagi dalam 3 kategori yaitu umum sebanyak 14.790 orang, JPS-BK 9.950 orang, dan Askes sebanyak 4.826 orang. Jumlah pengunjung puskesmas terbanyak terjadi pada bulan Maret dengan jumlah pengunjung sebanyak 3.136 pengunjung. Sedangkan jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh pasien adalah Demam dengan jumlah pasien 4.017 orang, disusul penyakit ISPA 3.574 pasien, penyakit batuk 2.049 pasien, Sakit Kepala 2.017 pasien, penyakit sakit Gastritis 1.921 pasien, Dermatitis 1.395 pasien, penyakit pulpa dan jaringan perapikal 1.357 pasien, Hipertensi 1.308 pasien, atrotis 693 pasien.danpenyakit diare 435 pasien.
Pada Tahun 2016 banyaknya kelahiran anak lahir hidup di Kecamatan Mangkutana sebanyak 405 balita.Desa Kasintuwu merupakan desa terbanyak jumlah balita lahir hidup sebanyak 55 bayi.
Berdasarkan pendataan petugas KB-KS Kecamatan Mangkutana, jumlah keluarga pra-sejahtera di Kecamatan Mangkutana tahun 2016 mencapai 1.774 keluarga. Sementara jumlah keluarga sejahtera I sebanyak 1.172 keluarga, keluarga sejahtera II 1.296 keluarga, keluarga sejahtera III 1.285 keluarga dan keluarga sejahtera III plus 141 keluarga.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Mangkutana pada Tahun 2016 sebanyak 3.605 pasangan. Banyaknya Akseptor aktif KB di Kecamatan Mangkutana pada tahun 2016 sebanyak 2.838 Akseptor. Desa Kasintuwu merupakan desa dengan jumlah Akseptor aktif KB terbanyak yaitu 398 Akseptor. Desa Koroncia merupakan desa dengan jumlah akseptor aktif KB terendah yaitu 88 Akseptor. Berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang digunakan, Pil 893 pengguna, Suntik 780 pengguna, Implant 775 pengguna, IUD 222 pengguna, kondom 70 pengguna, dan MOW/MOP 99 pengguna.
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Pada tahun 2016 di Kecamatan Mangkutana terdapat 5.502 bangunan rumah yang terdiri dari 1.719 diantaranya berupa bangunan permanen, 852 bangunan semipermanen, dan sisanya 2.385 bangunan non permanen. Sumber air minum di Kecamatan Mangkutana hampir semuanya menggunakan sumur. Sedangkan untuk memasak sebagian besar menggunakan gas.
AGAMA
Ragam fasilitas/tempat ibadah di Kecamatan Mangkutana meliputi Masjid, Musholla,dan Gereja. Tahun 2016 tercatat sebanyak 23 buah Masjid, 19 buah Musholla/Langgar, dan Gereja sebanyak 65 buah.
PERTANIAN
PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
Pada tahun 2016, luas lahan sawah di Kecamatan Mangkutana seluas 2.248 Hektar dimana keseluruhannya menggunakan Irigasi Teknis. Pada Tahun 2016 jenis tanaman pangan yang diproduksi di Kecamatan Mangkutana meliputi tanaman padi dan Jagung. Total Produksi Padi Tahun 2016 sebesar 16.415 ton dari luas panen 2.345 hektar. Kecamatan Mangkutana merupakan salah satu kecamatan yang menjadi Produsen tanaman Hortikultura di Kabupaten Luwu Timur. Jenis tanaman Hortikultura yang diproduksi di Kecamatan Mangkutana pada tahun 2016 meliputi tanaman Cabe, Yomat, Kacang panjang, Kangkung, Sawi, Bayam dan Terong. Produksi terbanyak adalah tanaman Kangkung yang mencapai 65 ton dari luas panen 23 Hektar. Buah-buahan yang diproduksi di Kecamatan Mangkutana pada tahun 2015 meliputi buah Durian, Jeruk, Pisang, Pepaya, Nanas, Rambutan dan Mangga. Produksi terbesar merupakan buah Pisang yaitu 13.500 ton. Jenis tanaman perkebunan di Kecamatan Mangkutana antara lain Kelapa, Kelapa Sawit, Lada dan Kakao, Produksi terbesar adalah tanaman Kelapa sawit (9.141.000 ton).
PETERNAKAN
Sapi potong merupakan ternak besar terbanyak yang terdapat di Kecamatan Mangkutana, sebanyak 2.212 ekor, sedangkan Kerbau hanya 53 ekor. Sementara itu, ternak kecil yang paling banyak adalah ternak Kambing
2.331 ekor, kemudian Babi sebanyak 3.242 ekor. Populasi Unggas terbanyak yang ada di Kecamatan Mangkutana adalah Ayam Petelur dengan jumlah 46.041 ekor, Ayam Kampung 21.429 ekor, Ayam Pedaging 11.105 ekor, dan itik 2.352 ekor.
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Sarana transportasi di Kecamatan Mangkutana sudah cukup memadai dengan sarana bus sebanyak 3 dan ojek 64. Komunikasi/Internet merupakan sebuah sarana yang sangat membantu khusus sarana Warnet sebanyak 4.
PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Potensi bahan galian golongan C di Kecamatan Mangkutana meliputi batu/koral dan pasir. Desa yang terdapat jenis tambang galian ini adalah Desa Kasintuwu, Desa Margolembo, Desa Sindu Agung, Desa Wonorejo Timur dan Desa Balai Kembang. Listrik PLN sepenuhnya masuk di Kecamatan Mangkutana. Tercatat bahwa banyaknya keluarga pelanggan listrik terbanyak terdapat di Desa Maleku 617, Margolembo 597, dan Wonorejo Timur 580.
PERDAGANGAN DAN HOTEL
Di sektor perdagangan jenis perusahaan yang ada di Kecamatan Mangkutana hanya perusahaaan dengan skala kecil dengan badan hukum PT sebanyak 2 Perusahaan dan CV sebanyak 6 Perusahaan. Sedangkan jumlah Pasar terbesar ada 2 yaitu di Desa Wonorejo Timur dan Desa Margolembo.
KEUANGAN
Pada tahun 2016 di Kecamatan Mangkutana realisasi penerimaan dari Retribusi Daerah sebesar 132.421.256 rupiah. Nilai ini lebih dari target yang ditetapkan sebesar 129.532.000 rupiah. Penerimaan Retribusi tersebut semua berasal dari Retribusi IMB dan HO. Sementara realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Mangkutana pada tahun 2016 mencapai 269.714.868 rupiah. Nilai ini dapat memenuhi target yang ditetapkan.
pemerintahan2017Kabupaten Luwu Timur merupakan kabupaten yang baru beberapa tahun terbentuk. Ketersediaan aparatur pemerintah dalam memebrikan pelayanan masyarakat sangat diperlukan. Pembangunan kelembagaan pemerintah lebih diarahkan pada efektifitas efesiensi penyelenggaraan pemerintahan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Secara administratif, Kabupaten Luwu Timur terbagi dalam 11 kecamatan yang terdiri dari 124 desa dan 3 Kelurahan. Kecamatan Burau dan Towuti memiliki desa terbanyak yaitu 18 desa.
Kabupaten Luwu Timur memiliki total 30 Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) yang terdiri dari 28 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Persentase terbanyak berasal dari Partai Golongan Karya yaitu 20 %.
Sekitar 4.004 PNS dari instansi non- vertikal bekerja di Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Timur. PNS terbanyak bekerja di Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di wilayah Luwu Timur yang mencapai jumlah 1.138 orang. Dari segi jenis Kelamin, sebanyak 2.503 PNS adalah perempuan. Jumlah ini mencapai 62,5 % PNS non-vertikal di Luwu Timur. Sedangkan dari segi Golongan Kepangkatan, sebanyak 2.288 PNS merupakan Golongan III.
PROFIL KECAMATAN MALILI
Peta-Kec.Malili
KEADAAN GEOGRAFIS
Kecamatan Malili merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Luwu Timur dengan luas wilayah 921,20 km2, kecamatan yang merupakan ibukota Kabupaten Luwu Timur. Secara astoronomis, Kecamatan Malili terletak di 229’24” - 251’33” lintang selatan dan 12057’16” - 12122’46” bujur timur. Kecamatan Malili berbatasan dengan Kecamatan Nuha di sebelah utara, Kecamatan Nuha dan Towuti sebelah timur, sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Bone dan Propinsi Sulawesi Tenggara. dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Angkona dan Teluk Bone. Kecamatan Malili terdiri dari 14 wilayah pedesaan dan 1 wilayah kelurahan yang seluruhnya berstatus definitif. Wilayah Kecamatan Malili merupakan wilayah bukan pantai. Dari 15 desa/kelurahan, hanya terdapat 2 desa yang merupakan wilayah pantai yaitu Desa Harapan dan Desa Lakawali Pantai. Secara topografi wilayah Kecamatan Malili merupakan daerah berbukit-bukit. Terdapat empat sungai yang mengaliri Kecamatan ini yaitu sungai Lawape, sungai Malili, sungai Cerekang, dan sungai Pongkeru.
Sepanjang tahun 2016, curah hujan tertinggi di Kecamatan Malili terjadi pada bulan Maret dengan tingkat curah hujan 588 mm dan terjadi selama 29 hari di sepanjang bulan Maret. Sedangkan curah hujan terendah terjadi di bulan Juli dengan tingkat curah hujan 172 mm dan berlangsung selama 24 hari di sepanjang bulan Juli.
PEMERINTAHAN
Pada tahun 2016 di Kecamatan Malili terdapat 50 dusun, 5 lingkungan dan 140 RT. Sebagai Pusat Pemerintahan, sebagian besar Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Timur bertugas di Kecamatan Malili. Selain itu terdapat pula sebayak 19 personil Polri yang siap memberi pelayanan.
Pada Tahun 2016 tercatat sebanyak 183 surat nikah dan 3 surat cerai yang telah dikeluarkan khusus untuk pemeluk Agama Islam. Dan tercatat pula 45 perkara pidana dimana yang terselesaikan sebanyak 20 perkara. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan oleh Kecamatan Malili pada tahun 2016 sebanyak 135 izin.
PENDUDUK
Kepadatan penduduk di Kecamatan Malili yaitu sekitar 43 jiwa per kilometer persegi. Desa yang terpadat penduduknya adalah Desa Manurung dengan kepadatan 723 jiwa per kilometer persegi, sedang paling rendah adalah Desa Laskap dengan kepadatan hanya sekitar 3 jiwa per kilometer persegi. Pada tahun 2016, jumlah penduduk di Kecamatan Malili sebanyak 39.766 jiwa yang terbagi ke dalam 10.127 rumah tangga, dengan rata-rata penduduk dalam satu rumah tangga sebanyak 4 jiwa.
Pada tahun yang sama jumlah laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Laki-laki sebanyak 20.451 jiwa dan perempuan sebanyak 19.315 jiwa, sehingga rasio jenis kelaminnya sebesar 105,882 yang artinya dari 100 wanita terdapat sekitar 105 laki-laki. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2015-2016 meningkat sebesar 2,26 persen.
SOSIAL
PENDIDIKAN
Fasilitas pendidikan di Kecamatan Malili relatif lengkap. Pada tahun 2016, jumlah TK di Kecamatan Malili sebanyak 25 unit, 27 unit SD, 9 unit SLTP dan 6 unit SLTA. Fasilitas pendidikan juga telah dilengkapi dengan perpustakaan sekolah. Jumlah perpustakaan untuk tingkat SD, SLTP dan SLTA masing-masing sebanyak 23 unit, 4 unit dan 2 unit perpustakaan.
Rasio murid guru memberikan gambaran rata-rata banyaknya murid yang diajar oleh seorang guru yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas guru dalam proses belajar mengajar. Tahun ajaran 2015/2016 rasio murid guru SD sebesar 22 siswa setiap guru untuk SD. Sedangkan untuk SLTP
dan SLTA sebesar 15 siswa setiap guru untuk jenjang pendidikan SLTP, dan 14 siswa setiap guru untuk jenjang pendidikan SLTA.
Pada tahun ajaran 2015/2016 tingkat kelulusan untuk jenjang pendidikan SD mencapai 97,89 persen, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) SLTP mencapai 86,45 persen, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) mencapai 84,01 persen.
KESEHATAN
Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Malili yaitu tiga buah puskesmas terletak di desa Puncak Indah , desa Pasi-pasi, dan desa Lakawali.selain itu terdapat 12 unit poskesdes, 30 unit posyandu, 4 tempat praktek dokter, dan 3 apotik. Selanjutnya, tenaga medis yang tersedia adalah 4 dokter umum, 3 dokter gigi, 2 apoteker, 32 bidan, dan 41 perawat dan 28 dukun tradisional.
Pada tahun 2016 tercatat sekitar 16 kelahiran yang ditangani oleh dokter dan 891 kelahiran yang ditangani oleh bidan, dimana tercatat 903 bayi lahir hidup dan 5 bayi lahir mati. Pengguna Akseptor KB pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 2,90 % dari tahun sebelumnya, dimana pengguna akseptor terbanyak berasal dari Desa Puncak Indah, dan suntik (injection) merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan.
AGAMA
Mayoritas penduduk Kecamatan Malili beragama Islam. Kondisi ini antara lain dapat dilihat dari banyaknya tempat ibadah bagi umat Islam seperti mesjid sebanyak 57 buah dan mushalah/langgar sebanyak 23 buah. Selain itu penduduk Kecamatan Malili terdapat komunitas masyarakat yang memeluk agama Kristen dan Hindu dengan jumlah tempat ibadah berupa gereja sebanyak 19 buah dan Pura 3 buah.
SOSIAL LAINNYA
Penyebab terjadinya tindak kejahatan yaitu dikarenakan adanya niat dan kesempatan. Sebagai indikator keamanan, maka statistik kriminal perlu diamati dari waktu ke waktu, karena semakin tinggi frekuensi tindak kriminal akan merupakan ancaman yang serius terhadap keamanan dan ketertiban umum. Sampai dengan tahun 2016 terdapat 38 kasus kriminalitas yang terjadi di Kecamatan Malili, sebesar 34% merupakan kasus perkelahian dan penganiayaan.
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Pada tahun 2016, bangunan rumah di kecamatan Malili umumnya merupakan rumah non-permanen dengan tingkat persentase sebesar 44,20%. Sedangkan untuk sumber air minum, sebagian besar masyarakat menggunakan ledeng atau air kemasan sebagai sumber air minum utama. Dan bahan bakar untuk memasak pada umumnya menjadikan gas sebagai pilihan utama.
PERTANIAN
TANAMAN PANGAN
Sebagian besar lahan sawah di Kecamatan Malili masih merupakan sawah tadah hujan dengan luas 804 hektar. Dan lahan kering umumnya digunakan sebagai lahan lainnya (tambak, kolam, empang,dll) dengan total luas sejumlah 4.568 hektar. Pada tahun 2016, luas panen padi di Kecamatan Malili adalah 1.138 hektar yang menghasilkan produksi padi sebesar 6.112,9 ton, dengan tingkat produktivitas 53,72 kuintal/ha. Selain padi, Kecamatan Malili juga berpotensi menghasilkan jagung, kacang kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar.
HORTIKULTURA
Pada sub sektor hortikultura jenis tanaman buah-buahan yang memiliki produksi paling banyak adalah buah pisang dengan jumlah produksi 1.255,2 ton, tanaman sayuran adalah terong dengan jumlah produksi 11,1 ton dan tanaman obat-obatan adalah jahe dengan produksi 368 kg.
PERKEBUNAN
Sementara itu, di sub sektor perkebunan, Kecamatan Malili merupakan produsen kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan paling potensial dengan luas tanam sebesar 1.339,50 ha dengan produksi sebesar 15.896 ton selama tahun 2016.
PETERNAKAN
Sapi potong merupakan ternak besar terbanyak yang terdapat di Kecamatan Malili, sebanyak 731 ekor, sedangkan kerbau sebanyak 75 ekor. Sementara itu, ternak kecil yang paling banyak adalah ternak kambing 663 ekor, kemudian babi sebanyak 387 ekor. Selanjutnya ternak unggas yang terbanyak adalah ayam pedaging sebanyak 272.149 ekor, dan ayam kampung sebanyak 26.479 ekor.
PERIKANAN
Kecamatan Malili adalah salah satu kecamatan yang berada di pesisir Teluk Bone, sehingga daerah ini berpotensi terhadap perikanan laut dengan total produksi yang dihasilkan selama tahun 2016 sebanyak 4.316,2 ton ikan. Disamping perikanan laut daerah ini juga potensi terhadap budidaya ikan di areal tambak yang memproduksi ikan sebanyak 103.860 ton dan areal kolam sebanyak 21,53 ton.
PERINDUSTRIAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI
PERINDUSTRIAN
Pada tahun 2016, di Kecamatan Malili memiliki 375 usaha industri dengan jumlah tenaga kerja sebesar 827 orang. Usaha industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah usaha industri makanan dan minuman. Kebutuhan masyarakat akan ketersediaan makanan dan minuman jadi menjadikan usaha ini masih optimis untuk tetap eksis.
PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Kecamatan Malili memiliki potensi tambang dan penggalian yaitu batu/koral, pasir, dan tanah liat. Potensi penggalian batu/koral terdapat di Desa Puncak Indah, Baruga, Ussu, dan Atue. Sedangkan potensi penggalian pasir terdapat di Desa Pongkeru, Puncak Indah, Wewangriu dan Ussu. Dan potensi penggalian tanah liat terdapat di desa Pongkeru, Wewangriu dan Atue.
Rumah tangga pelanggan listrik PLN di Kecamatan Malili cukup besar sebanyak 8.107 rumah tangga yang tersebar di seluruh desa sedangkan pelanggan listrik Non-PLN sebanyak 785 rumah tangga.
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Sarana transportasi darat sudah cukup memadai di Kecamatan Malili. Hal ini terlihat dari ketersediaan kendaraan umum penghubung antar desa yang masih didominasi oleh motor ojek. Ketersediaan pom bensin juga sudah dapat dinikmati oleh masyarakat Kecamatan Malili. Selain itu tersedia pula sarana komunikasi berupa kantor pos pembantu di kelurahan Malili.
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
Untuk menunjang kegiatan perekonomian penduduk Kecamatan Malili, sampai dengan tahun 2016 terdapat sebanyak 3 pasar, 16 minimarket, 19 kelompok pertokoan, 5 rumah makan/restoran, 159 warung makan/kedai makan minum dan ditunjang oleh 11 hotel/penginapan.
KEUANGAN
Pada tahun 2016 realisasi pendapatan asli daerah kecamatan Malili mencatat pencapaian lebih dari 342 juta rupiah atau sekitar 73,15% dari nilai yang ditargetkan. Dan realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan tercatat 840 juta rupiah atau sekitar 93,21% dari target yang ditetapkan. Sementara itu Lembaga keuangan yang tersedia di Kecamatan Malili yaitu terdapat 8 unit bank dan 2 unit pegadaian dan 2 unit asuransi.
PROFIL KECAMATAN KALAENA
Peta-Kec.Kalaena
KEADAAN GEOGRAFIS
Kecamatan Kalaena merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan Kalaena berada pada posisi 2 03’ 00” - 2 30’ 31”Lintang Selatan dan 12049’30” - 121 00’ 30” Bujur Timur dengan luas wilayah 64,54 km2. Kecamatan yang terletak di sebelah Barat ibukota Kabupaten Luwu Timur ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Wasuponda dan Mangkutana di sebelah utara, Kecamatan Angkona di sebelah timur, Kecamatan Tomoni Timur di sebelah selatan, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mangkutana. Kecamatan Kalaena terdiri dari 7 desa yaitu: Desa Argomulyo, Sumber Agung, Pertasi Kencana, Kalaena Kiri, Non Blok, Sumber Makmur dan Mekar Sari. Desa yang memiliki wilayah terluas di kecamatan ini adalah Desa Pertasi Kencana dengan luas 14,11 km2 atau 21,86 persen dari luas kecamatan, sedangkan desa dengan wilayah terkecil adalah Desa Sumber Makmur dengan luas wilayah 5,85 km2 atau 9,06 persen dari luas kecamatan. Wilayah kecamatan Kalaena merupakan wilayah bukan pantai dengan topografi dataran hanya Desa Argomulyo dan Non Blok yang topografinya berbukit-bukit. Ada dua sungai yang melintasi kecamatan ini yaitu Sungai Wailalo yang melintas di desa Non Blok dan Sumber Agung dan Sungai Manakai melintas di Desa Kalaena Kiri, Pertasi, Sumber Agung, dan Argomulyo.
PENDUDUK
Jumlah penduduk Kecamatan Kalaena pada tahun 2016 adalah 11.927 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 22 orang per kilometer persegi. Kepadatan penduduk kecamatan ini masih berada di atas rata-rata Kabupaten Luwu Timur yang berkisar 39 orang per kilometer persegi. Desa yang terpadat penduduknya adalah Desa Kalaena Kiri dengan jumlah penduduk 2.308 jiwa,
sedang paling rendah adalah Desa Non Blok dengan jumlah penduduk 1.188 jiwa. Penduduk Kecamatan Kalaena terbagi dalam 3.401 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4 jiwa per rumah tangga.
Jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan Kalaena lebih banyak dibanding jumlah penduduk perempuannya. Dengan rasio jenis kelamin sebesar 97 yang artinya dari 100 wanita terdapat juga sekitar 97 laki-laki. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Kalaena di Kecamatan Kalaena dari tahun 2015-2016 sebesar 3.8% artinya pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan dari tahun 2015.
PENDIDIKAN
Fasilitas pendidikan di Kecamatan Kalaena sudah tersedia sampai jenjang SMA. Jumlah TK di Kecamatan Kalaena sebanyak 7 buah, sedangkan jumlah SD dan SLTP masing-masing 7 dan 1 sekolah. Sementara itu, SLTA sebanyak 1 sekolah.
Angka Rasio Murid-Guru merupakan angka yang dapat memberikan gambaran rata-rata banyaknya murid yang diajar oleh seorang guru. Angka rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas guru dalam proses belajar mengajar. Pada tahun 2016 rasio murid guru SD Negeri sebesar 15 murid setiap guru. Rasio murid guru SLTP Negeri 19 murid setiap guru pada tahun 2016, sedangkan untuk jenjang pendidikan SLTA Negeri 20 murid setiap guru pada tahun 2016.
Pada tahun 2016 jumlah lulusan siswa SD dan sederajat mencapai 228 siswa, yang terdiri dari 121 siswa laki-laki dan 107 siswa perempuan. Sedangkan untuk tingkat SLTP dan sederajat jumlah lulusan siswa mencapai 272 siswa yang terdiri dari 137 siswa laki-laki dan 135 siswa perempuan. Dan untuk tingkat SLTA dan sederajat jumlah lulusan siswa mencapai 181 siswa yang terdiri dari 65 siswa laki-laki dan 116 siswa perempuan. Tapi 2 orang siswa dinyatakan tidak lulus.
SOSIAL
KESEHATAN
Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Kalaena meliputi 5 buah puskesmas/pustu, 12 posyandu, 3 tempat praktek dokter/bidan dengan didukung tenaga kesehatan 1 orang dokter umum, 2 dokter gigi, 8 bidan, 18 perawat dan 29 dukun tradisional.
Jumlah pengunjung puskesmas pada tahun 2016 mencapai 19.603 orang yang dibagi dalam 2 kategori yaitu umum sebanyak 6.799 orang BPJS, dan 12.804 orang Yankes gratis. Jumlah pengunjung puskesmas terbanyak terjadi pada bulan Mei dengan jumlah pengunjung sebanyak 1.727 pengunjung. Sedangkan jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh pasien adalah Infuenza dengan jumlah pasien 2.069 orang, disusul penyakit Febris 1676 pasien, Hipertensi 1471 pasien, ISPA 1257 pasien, Dermatitis 1134 pasien, Diare 633 pasien, Batuk 501 pasien, Penyakit Artritis 408 pasien, Penyakit system pencernaan tidak spesifik 382.
Pada tahun 2016 banyaknya balita dan penolong kelahiran terakhir di Kecamatan Kalaena sebanyak 210 balita. Desa Mekar sari merupakan desa terbanyak jumlah balita yang penolong kelahirannya adalah bidan. Tercatat 178 kelahiran ditolong oleh bidan.
Berdasarkan pendataan petugas KB-KS Kecamatan Kalaena, jumlah keluarga pra-sejahtera di Kecamatan Kalaena tahun 2016 mencapai 573 keluarga. Sementara jumlah keluarga sejahtera I sebanyak 925 keluarga, keluarga sejahtera II 663 keluarga, keluarga sejahtera III 1005 keluarga dan keluarga sejahtera III plus 52 keluarga.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Kalaena pada tahun 2016 sebanyak 2.115 pasangan. Banyaknya Akseptor aktif KB di Kecamatan Kalaena pada tahun 2016 sebanyak 1.638 akseptor. Desa Mekar sari merupakan desa dengan jumlah akseptor aktif KB terbanyak yaitu 312 akseptor diikuti Desa Kalaena kiri 305 akseptor. Berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang digunakan,
pil 551 jumlah pengguna, suntik 558 pengguna, Implant 370 pengguna, IUD 64 pengguna, kondom 63 pengguna, dan MOW/MOP 32 pengguna.
AGAMA
Ragam fasilitas/tempat ibadah di Kecamatan Kalaena meliputi mesjid, musholla, gereja dan pura. Tahun 2016 tercatat sebanyak 8 buah, musholla/langgar sebanyak 24 buah, gereja sebanyak 19 buah dan pura sebanyak 7 buah.
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Pada tahun 2016 di Kecamatan Kalaena terdapat 2.962 bangunan rumah yang terdiri dari 1.079 diantaranya berupa bangunan permanen, 1.286 bangunan semi permanen, dan sisanya 597 bangunan non permanen. Sumber air minum di Kecamatan Kalaena hampir semuanya menggunakan sumur. Sedangkan untuk memasak sebagian besar menggunakan gas dan kayu.
PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
Pada tahun 2016, jumlah lahan sawah di Kecamatan Kalaena seluas 2454 hektar dimana keseluruhannya menggunakan irigasi teknis. Pada tahun 2016 jenis tanaman pangan yang diproduksi di Kecamatan Kalaena meliputi tanaman padi, jagung, dan kacang kedelai. Total produksi padi tahun 2016 sebesar 35.190 ton dari luas panen 4780 hektar. Kecamatan Kalaena merupakan salah satu kecamatan yang menjadi produsen tanaman hortikultura di kabupaten Luwu Timur. Jenis tanaman Hortikultura yang diproduksi di Kecamatan Kalaena pada tahun 2016 meliputi tanaman cabe, tomat, kacang panjang dan terong. Produksi terbanyak adalah tanaman kacang panjang yang mencapai 2 ton dari luas panen 4 hektar. Buah-buahan yang diproduksi di kecamatan Kalaena pada tahun 2016 meliputi buah durian, pisang, pepaya, nanas, rambutan dan duku. Produksi terbesar merupakan buah pisang yaitu 30,1 ton. Jenis tanaman perkebunan di Kecamatan Kalaena antara lain kelapa,
kelapa sawit, kopi, lada dan kakao. Produksi terbesar adalah tanaman Kelapa Sawit (670 ton).
PETERNAKAN DAN PERIKANAN
Sapi potong merupakan ternak besar terbanyak yang terdapat di Kecamatan Kalaena, sebanyak 433 ekor, sedangkan kerbau hanya 5 ekor. Sementara itu, ternak kecil yang paling banyak adalah ternak kambing sebanyak 3603 ekor, kemudian babi sebanyak 3474 ekor. Populasi unggas terbanyak yang ada di Kecamatan Kalaena adalah ayam petelur dengan jumlah 23876 ekor, itik 5690 ekor dan ayam kampung 18519 ekor.
PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Potensi bahan galian golongan C di Kecamatan Kalaena meliputi batu/koral dan pasir. Desa yang terdapat jenis tambang galian ini adalah Desa Argomulyo dan Pertasi Kencana. Listrik PLN belum sepenuhnya masuk di Kecamatan Kalaena. Tercatat bahwa banyaknya keluarga pelanggan listrik terbanyak hanya di 3 desa yaitu Kalaena Kiri, Sumber Makmur, dan Mekar Sari.
PERDAGANGAN DAN HOTEL
Di sektor perdagangan jenis perusahaan yang ada di Kecamatan Kalaena hanya perusahaaan dengan skala kecil dengan badan hukum CV sebanyak 7 perusahaan. Sedangkan jumlah pasar ada 2 yaitu di Desa Sumber Makmur dan Desa Kalaena Kiri.
KEUANGAN
Pada tahun 2016 di Kecamatan Kalaena realisasi penerimaan dari retribusi daerah sebesar 62.661.000 rupiah. Nilai ini lebih dari target yang ditetapkan sebesar 61.264.000 rupiah. Penerimaan retribusi tersebut semua berasal dari retribusi IMB. Sementara realisasi penerimaan pajak bumi dan
bangunan di Kecamatan Kalaena pada tahun 2016 mencapai 152.823.261 rupiah. Nilai ini dapat memenuhi target yang ditetapkan