pemerintahan2017Kabupaten Luwu Timur merupakan kabupaten yang baru beberapa tahun terbentuk. Ketersediaan aparatur pemerintah dalam memebrikan pelayanan masyarakat sangat diperlukan. Pembangunan kelembagaan pemerintah lebih diarahkan pada efektifitas efesiensi penyelenggaraan pemerintahan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Secara administratif, Kabupaten Luwu Timur terbagi dalam 11 kecamatan yang terdiri dari 124 desa dan 3 Kelurahan. Kecamatan Burau dan Towuti memiliki desa terbanyak yaitu 18 desa.
Kabupaten Luwu Timur memiliki total 30 Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) yang terdiri dari 28 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Persentase terbanyak berasal dari Partai Golongan Karya yaitu 20 %.
Sekitar 4.004 PNS dari instansi non- vertikal bekerja di Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Timur. PNS terbanyak bekerja di Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di wilayah Luwu Timur yang mencapai jumlah 1.138 orang. Dari segi jenis Kelamin, sebanyak 2.503 PNS adalah perempuan. Jumlah ini mencapai 62,5 % PNS non-vertikal di Luwu Timur. Sedangkan dari segi Golongan Kepangkatan, sebanyak 2.288 PNS merupakan Golongan III.
PROFIL KECAMATAN MALILI
Peta-Kec.Malili
KEADAAN GEOGRAFIS
Kecamatan Malili merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Luwu Timur dengan luas wilayah 921,20 km2, kecamatan yang merupakan ibukota Kabupaten Luwu Timur. Secara astoronomis, Kecamatan Malili terletak di 229’24” - 251’33” lintang selatan dan 12057’16” - 12122’46” bujur timur. Kecamatan Malili berbatasan dengan Kecamatan Nuha di sebelah utara, Kecamatan Nuha dan Towuti sebelah timur, sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Bone dan Propinsi Sulawesi Tenggara. dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Angkona dan Teluk Bone. Kecamatan Malili terdiri dari 14 wilayah pedesaan dan 1 wilayah kelurahan yang seluruhnya berstatus definitif. Wilayah Kecamatan Malili merupakan wilayah bukan pantai. Dari 15 desa/kelurahan, hanya terdapat 2 desa yang merupakan wilayah pantai yaitu Desa Harapan dan Desa Lakawali Pantai. Secara topografi wilayah Kecamatan Malili merupakan daerah berbukit-bukit. Terdapat empat sungai yang mengaliri Kecamatan ini yaitu sungai Lawape, sungai Malili, sungai Cerekang, dan sungai Pongkeru.
Sepanjang tahun 2016, curah hujan tertinggi di Kecamatan Malili terjadi pada bulan Maret dengan tingkat curah hujan 588 mm dan terjadi selama 29 hari di sepanjang bulan Maret. Sedangkan curah hujan terendah terjadi di bulan Juli dengan tingkat curah hujan 172 mm dan berlangsung selama 24 hari di sepanjang bulan Juli.
PEMERINTAHAN
Pada tahun 2016 di Kecamatan Malili terdapat 50 dusun, 5 lingkungan dan 140 RT. Sebagai Pusat Pemerintahan, sebagian besar Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Timur bertugas di Kecamatan Malili. Selain itu terdapat pula sebayak 19 personil Polri yang siap memberi pelayanan.
Pada Tahun 2016 tercatat sebanyak 183 surat nikah dan 3 surat cerai yang telah dikeluarkan khusus untuk pemeluk Agama Islam. Dan tercatat pula 45 perkara pidana dimana yang terselesaikan sebanyak 20 perkara. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan oleh Kecamatan Malili pada tahun 2016 sebanyak 135 izin.
PENDUDUK
Kepadatan penduduk di Kecamatan Malili yaitu sekitar 43 jiwa per kilometer persegi. Desa yang terpadat penduduknya adalah Desa Manurung dengan kepadatan 723 jiwa per kilometer persegi, sedang paling rendah adalah Desa Laskap dengan kepadatan hanya sekitar 3 jiwa per kilometer persegi. Pada tahun 2016, jumlah penduduk di Kecamatan Malili sebanyak 39.766 jiwa yang terbagi ke dalam 10.127 rumah tangga, dengan rata-rata penduduk dalam satu rumah tangga sebanyak 4 jiwa.
Pada tahun yang sama jumlah laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Laki-laki sebanyak 20.451 jiwa dan perempuan sebanyak 19.315 jiwa, sehingga rasio jenis kelaminnya sebesar 105,882 yang artinya dari 100 wanita terdapat sekitar 105 laki-laki. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2015-2016 meningkat sebesar 2,26 persen.
SOSIAL
PENDIDIKAN
Fasilitas pendidikan di Kecamatan Malili relatif lengkap. Pada tahun 2016, jumlah TK di Kecamatan Malili sebanyak 25 unit, 27 unit SD, 9 unit SLTP dan 6 unit SLTA. Fasilitas pendidikan juga telah dilengkapi dengan perpustakaan sekolah. Jumlah perpustakaan untuk tingkat SD, SLTP dan SLTA masing-masing sebanyak 23 unit, 4 unit dan 2 unit perpustakaan.
Rasio murid guru memberikan gambaran rata-rata banyaknya murid yang diajar oleh seorang guru yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas guru dalam proses belajar mengajar. Tahun ajaran 2015/2016 rasio murid guru SD sebesar 22 siswa setiap guru untuk SD. Sedangkan untuk SLTP
dan SLTA sebesar 15 siswa setiap guru untuk jenjang pendidikan SLTP, dan 14 siswa setiap guru untuk jenjang pendidikan SLTA.
Pada tahun ajaran 2015/2016 tingkat kelulusan untuk jenjang pendidikan SD mencapai 97,89 persen, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) SLTP mencapai 86,45 persen, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) mencapai 84,01 persen.
KESEHATAN
Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Malili yaitu tiga buah puskesmas terletak di desa Puncak Indah , desa Pasi-pasi, dan desa Lakawali.selain itu terdapat 12 unit poskesdes, 30 unit posyandu, 4 tempat praktek dokter, dan 3 apotik. Selanjutnya, tenaga medis yang tersedia adalah 4 dokter umum, 3 dokter gigi, 2 apoteker, 32 bidan, dan 41 perawat dan 28 dukun tradisional.
Pada tahun 2016 tercatat sekitar 16 kelahiran yang ditangani oleh dokter dan 891 kelahiran yang ditangani oleh bidan, dimana tercatat 903 bayi lahir hidup dan 5 bayi lahir mati. Pengguna Akseptor KB pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 2,90 % dari tahun sebelumnya, dimana pengguna akseptor terbanyak berasal dari Desa Puncak Indah, dan suntik (injection) merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan.
AGAMA
Mayoritas penduduk Kecamatan Malili beragama Islam. Kondisi ini antara lain dapat dilihat dari banyaknya tempat ibadah bagi umat Islam seperti mesjid sebanyak 57 buah dan mushalah/langgar sebanyak 23 buah. Selain itu penduduk Kecamatan Malili terdapat komunitas masyarakat yang memeluk agama Kristen dan Hindu dengan jumlah tempat ibadah berupa gereja sebanyak 19 buah dan Pura 3 buah.
SOSIAL LAINNYA
Penyebab terjadinya tindak kejahatan yaitu dikarenakan adanya niat dan kesempatan. Sebagai indikator keamanan, maka statistik kriminal perlu diamati dari waktu ke waktu, karena semakin tinggi frekuensi tindak kriminal akan merupakan ancaman yang serius terhadap keamanan dan ketertiban umum. Sampai dengan tahun 2016 terdapat 38 kasus kriminalitas yang terjadi di Kecamatan Malili, sebesar 34% merupakan kasus perkelahian dan penganiayaan.
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Pada tahun 2016, bangunan rumah di kecamatan Malili umumnya merupakan rumah non-permanen dengan tingkat persentase sebesar 44,20%. Sedangkan untuk sumber air minum, sebagian besar masyarakat menggunakan ledeng atau air kemasan sebagai sumber air minum utama. Dan bahan bakar untuk memasak pada umumnya menjadikan gas sebagai pilihan utama.
PERTANIAN
TANAMAN PANGAN
Sebagian besar lahan sawah di Kecamatan Malili masih merupakan sawah tadah hujan dengan luas 804 hektar. Dan lahan kering umumnya digunakan sebagai lahan lainnya (tambak, kolam, empang,dll) dengan total luas sejumlah 4.568 hektar. Pada tahun 2016, luas panen padi di Kecamatan Malili adalah 1.138 hektar yang menghasilkan produksi padi sebesar 6.112,9 ton, dengan tingkat produktivitas 53,72 kuintal/ha. Selain padi, Kecamatan Malili juga berpotensi menghasilkan jagung, kacang kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar.
HORTIKULTURA
Pada sub sektor hortikultura jenis tanaman buah-buahan yang memiliki produksi paling banyak adalah buah pisang dengan jumlah produksi 1.255,2 ton, tanaman sayuran adalah terong dengan jumlah produksi 11,1 ton dan tanaman obat-obatan adalah jahe dengan produksi 368 kg.
PERKEBUNAN
Sementara itu, di sub sektor perkebunan, Kecamatan Malili merupakan produsen kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan paling potensial dengan luas tanam sebesar 1.339,50 ha dengan produksi sebesar 15.896 ton selama tahun 2016.
PETERNAKAN
Sapi potong merupakan ternak besar terbanyak yang terdapat di Kecamatan Malili, sebanyak 731 ekor, sedangkan kerbau sebanyak 75 ekor. Sementara itu, ternak kecil yang paling banyak adalah ternak kambing 663 ekor, kemudian babi sebanyak 387 ekor. Selanjutnya ternak unggas yang terbanyak adalah ayam pedaging sebanyak 272.149 ekor, dan ayam kampung sebanyak 26.479 ekor.
PERIKANAN
Kecamatan Malili adalah salah satu kecamatan yang berada di pesisir Teluk Bone, sehingga daerah ini berpotensi terhadap perikanan laut dengan total produksi yang dihasilkan selama tahun 2016 sebanyak 4.316,2 ton ikan. Disamping perikanan laut daerah ini juga potensi terhadap budidaya ikan di areal tambak yang memproduksi ikan sebanyak 103.860 ton dan areal kolam sebanyak 21,53 ton.
PERINDUSTRIAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI
PERINDUSTRIAN
Pada tahun 2016, di Kecamatan Malili memiliki 375 usaha industri dengan jumlah tenaga kerja sebesar 827 orang. Usaha industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah usaha industri makanan dan minuman. Kebutuhan masyarakat akan ketersediaan makanan dan minuman jadi menjadikan usaha ini masih optimis untuk tetap eksis.
PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Kecamatan Malili memiliki potensi tambang dan penggalian yaitu batu/koral, pasir, dan tanah liat. Potensi penggalian batu/koral terdapat di Desa Puncak Indah, Baruga, Ussu, dan Atue. Sedangkan potensi penggalian pasir terdapat di Desa Pongkeru, Puncak Indah, Wewangriu dan Ussu. Dan potensi penggalian tanah liat terdapat di desa Pongkeru, Wewangriu dan Atue.
Rumah tangga pelanggan listrik PLN di Kecamatan Malili cukup besar sebanyak 8.107 rumah tangga yang tersebar di seluruh desa sedangkan pelanggan listrik Non-PLN sebanyak 785 rumah tangga.
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Sarana transportasi darat sudah cukup memadai di Kecamatan Malili. Hal ini terlihat dari ketersediaan kendaraan umum penghubung antar desa yang masih didominasi oleh motor ojek. Ketersediaan pom bensin juga sudah dapat dinikmati oleh masyarakat Kecamatan Malili. Selain itu tersedia pula sarana komunikasi berupa kantor pos pembantu di kelurahan Malili.
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
Untuk menunjang kegiatan perekonomian penduduk Kecamatan Malili, sampai dengan tahun 2016 terdapat sebanyak 3 pasar, 16 minimarket, 19 kelompok pertokoan, 5 rumah makan/restoran, 159 warung makan/kedai makan minum dan ditunjang oleh 11 hotel/penginapan.
KEUANGAN
Pada tahun 2016 realisasi pendapatan asli daerah kecamatan Malili mencatat pencapaian lebih dari 342 juta rupiah atau sekitar 73,15% dari nilai yang ditargetkan. Dan realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan tercatat 840 juta rupiah atau sekitar 93,21% dari target yang ditetapkan. Sementara itu Lembaga keuangan yang tersedia di Kecamatan Malili yaitu terdapat 8 unit bank dan 2 unit pegadaian dan 2 unit asuransi.
PROFIL KECAMATAN KALAENA
Peta-Kec.Kalaena
KEADAAN GEOGRAFIS
Kecamatan Kalaena merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan Kalaena berada pada posisi 2 03’ 00” - 2 30’ 31”Lintang Selatan dan 12049’30” - 121 00’ 30” Bujur Timur dengan luas wilayah 64,54 km2. Kecamatan yang terletak di sebelah Barat ibukota Kabupaten Luwu Timur ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Wasuponda dan Mangkutana di sebelah utara, Kecamatan Angkona di sebelah timur, Kecamatan Tomoni Timur di sebelah selatan, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mangkutana. Kecamatan Kalaena terdiri dari 7 desa yaitu: Desa Argomulyo, Sumber Agung, Pertasi Kencana, Kalaena Kiri, Non Blok, Sumber Makmur dan Mekar Sari. Desa yang memiliki wilayah terluas di kecamatan ini adalah Desa Pertasi Kencana dengan luas 14,11 km2 atau 21,86 persen dari luas kecamatan, sedangkan desa dengan wilayah terkecil adalah Desa Sumber Makmur dengan luas wilayah 5,85 km2 atau 9,06 persen dari luas kecamatan. Wilayah kecamatan Kalaena merupakan wilayah bukan pantai dengan topografi dataran hanya Desa Argomulyo dan Non Blok yang topografinya berbukit-bukit. Ada dua sungai yang melintasi kecamatan ini yaitu Sungai Wailalo yang melintas di desa Non Blok dan Sumber Agung dan Sungai Manakai melintas di Desa Kalaena Kiri, Pertasi, Sumber Agung, dan Argomulyo.
PENDUDUK
Jumlah penduduk Kecamatan Kalaena pada tahun 2016 adalah 11.927 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 22 orang per kilometer persegi. Kepadatan penduduk kecamatan ini masih berada di atas rata-rata Kabupaten Luwu Timur yang berkisar 39 orang per kilometer persegi. Desa yang terpadat penduduknya adalah Desa Kalaena Kiri dengan jumlah penduduk 2.308 jiwa,
sedang paling rendah adalah Desa Non Blok dengan jumlah penduduk 1.188 jiwa. Penduduk Kecamatan Kalaena terbagi dalam 3.401 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4 jiwa per rumah tangga.
Jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan Kalaena lebih banyak dibanding jumlah penduduk perempuannya. Dengan rasio jenis kelamin sebesar 97 yang artinya dari 100 wanita terdapat juga sekitar 97 laki-laki. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Kalaena di Kecamatan Kalaena dari tahun 2015-2016 sebesar 3.8% artinya pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan dari tahun 2015.
PENDIDIKAN
Fasilitas pendidikan di Kecamatan Kalaena sudah tersedia sampai jenjang SMA. Jumlah TK di Kecamatan Kalaena sebanyak 7 buah, sedangkan jumlah SD dan SLTP masing-masing 7 dan 1 sekolah. Sementara itu, SLTA sebanyak 1 sekolah.
Angka Rasio Murid-Guru merupakan angka yang dapat memberikan gambaran rata-rata banyaknya murid yang diajar oleh seorang guru. Angka rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas guru dalam proses belajar mengajar. Pada tahun 2016 rasio murid guru SD Negeri sebesar 15 murid setiap guru. Rasio murid guru SLTP Negeri 19 murid setiap guru pada tahun 2016, sedangkan untuk jenjang pendidikan SLTA Negeri 20 murid setiap guru pada tahun 2016.
Pada tahun 2016 jumlah lulusan siswa SD dan sederajat mencapai 228 siswa, yang terdiri dari 121 siswa laki-laki dan 107 siswa perempuan. Sedangkan untuk tingkat SLTP dan sederajat jumlah lulusan siswa mencapai 272 siswa yang terdiri dari 137 siswa laki-laki dan 135 siswa perempuan. Dan untuk tingkat SLTA dan sederajat jumlah lulusan siswa mencapai 181 siswa yang terdiri dari 65 siswa laki-laki dan 116 siswa perempuan. Tapi 2 orang siswa dinyatakan tidak lulus.
SOSIAL
KESEHATAN
Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Kalaena meliputi 5 buah puskesmas/pustu, 12 posyandu, 3 tempat praktek dokter/bidan dengan didukung tenaga kesehatan 1 orang dokter umum, 2 dokter gigi, 8 bidan, 18 perawat dan 29 dukun tradisional.
Jumlah pengunjung puskesmas pada tahun 2016 mencapai 19.603 orang yang dibagi dalam 2 kategori yaitu umum sebanyak 6.799 orang BPJS, dan 12.804 orang Yankes gratis. Jumlah pengunjung puskesmas terbanyak terjadi pada bulan Mei dengan jumlah pengunjung sebanyak 1.727 pengunjung. Sedangkan jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh pasien adalah Infuenza dengan jumlah pasien 2.069 orang, disusul penyakit Febris 1676 pasien, Hipertensi 1471 pasien, ISPA 1257 pasien, Dermatitis 1134 pasien, Diare 633 pasien, Batuk 501 pasien, Penyakit Artritis 408 pasien, Penyakit system pencernaan tidak spesifik 382.
Pada tahun 2016 banyaknya balita dan penolong kelahiran terakhir di Kecamatan Kalaena sebanyak 210 balita. Desa Mekar sari merupakan desa terbanyak jumlah balita yang penolong kelahirannya adalah bidan. Tercatat 178 kelahiran ditolong oleh bidan.
Berdasarkan pendataan petugas KB-KS Kecamatan Kalaena, jumlah keluarga pra-sejahtera di Kecamatan Kalaena tahun 2016 mencapai 573 keluarga. Sementara jumlah keluarga sejahtera I sebanyak 925 keluarga, keluarga sejahtera II 663 keluarga, keluarga sejahtera III 1005 keluarga dan keluarga sejahtera III plus 52 keluarga.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Kalaena pada tahun 2016 sebanyak 2.115 pasangan. Banyaknya Akseptor aktif KB di Kecamatan Kalaena pada tahun 2016 sebanyak 1.638 akseptor. Desa Mekar sari merupakan desa dengan jumlah akseptor aktif KB terbanyak yaitu 312 akseptor diikuti Desa Kalaena kiri 305 akseptor. Berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang digunakan,
pil 551 jumlah pengguna, suntik 558 pengguna, Implant 370 pengguna, IUD 64 pengguna, kondom 63 pengguna, dan MOW/MOP 32 pengguna.
AGAMA
Ragam fasilitas/tempat ibadah di Kecamatan Kalaena meliputi mesjid, musholla, gereja dan pura. Tahun 2016 tercatat sebanyak 8 buah, musholla/langgar sebanyak 24 buah, gereja sebanyak 19 buah dan pura sebanyak 7 buah.
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Pada tahun 2016 di Kecamatan Kalaena terdapat 2.962 bangunan rumah yang terdiri dari 1.079 diantaranya berupa bangunan permanen, 1.286 bangunan semi permanen, dan sisanya 597 bangunan non permanen. Sumber air minum di Kecamatan Kalaena hampir semuanya menggunakan sumur. Sedangkan untuk memasak sebagian besar menggunakan gas dan kayu.
PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
Pada tahun 2016, jumlah lahan sawah di Kecamatan Kalaena seluas 2454 hektar dimana keseluruhannya menggunakan irigasi teknis. Pada tahun 2016 jenis tanaman pangan yang diproduksi di Kecamatan Kalaena meliputi tanaman padi, jagung, dan kacang kedelai. Total produksi padi tahun 2016 sebesar 35.190 ton dari luas panen 4780 hektar. Kecamatan Kalaena merupakan salah satu kecamatan yang menjadi produsen tanaman hortikultura di kabupaten Luwu Timur. Jenis tanaman Hortikultura yang diproduksi di Kecamatan Kalaena pada tahun 2016 meliputi tanaman cabe, tomat, kacang panjang dan terong. Produksi terbanyak adalah tanaman kacang panjang yang mencapai 2 ton dari luas panen 4 hektar. Buah-buahan yang diproduksi di kecamatan Kalaena pada tahun 2016 meliputi buah durian, pisang, pepaya, nanas, rambutan dan duku. Produksi terbesar merupakan buah pisang yaitu 30,1 ton. Jenis tanaman perkebunan di Kecamatan Kalaena antara lain kelapa,
kelapa sawit, kopi, lada dan kakao. Produksi terbesar adalah tanaman Kelapa Sawit (670 ton).
PETERNAKAN DAN PERIKANAN
Sapi potong merupakan ternak besar terbanyak yang terdapat di Kecamatan Kalaena, sebanyak 433 ekor, sedangkan kerbau hanya 5 ekor. Sementara itu, ternak kecil yang paling banyak adalah ternak kambing sebanyak 3603 ekor, kemudian babi sebanyak 3474 ekor. Populasi unggas terbanyak yang ada di Kecamatan Kalaena adalah ayam petelur dengan jumlah 23876 ekor, itik 5690 ekor dan ayam kampung 18519 ekor.
PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Potensi bahan galian golongan C di Kecamatan Kalaena meliputi batu/koral dan pasir. Desa yang terdapat jenis tambang galian ini adalah Desa Argomulyo dan Pertasi Kencana. Listrik PLN belum sepenuhnya masuk di Kecamatan Kalaena. Tercatat bahwa banyaknya keluarga pelanggan listrik terbanyak hanya di 3 desa yaitu Kalaena Kiri, Sumber Makmur, dan Mekar Sari.
PERDAGANGAN DAN HOTEL
Di sektor perdagangan jenis perusahaan yang ada di Kecamatan Kalaena hanya perusahaaan dengan skala kecil dengan badan hukum CV sebanyak 7 perusahaan. Sedangkan jumlah pasar ada 2 yaitu di Desa Sumber Makmur dan Desa Kalaena Kiri.
KEUANGAN
Pada tahun 2016 di Kecamatan Kalaena realisasi penerimaan dari retribusi daerah sebesar 62.661.000 rupiah. Nilai ini lebih dari target yang ditetapkan sebesar 61.264.000 rupiah. Penerimaan retribusi tersebut semua berasal dari retribusi IMB. Sementara realisasi penerimaan pajak bumi dan
bangunan di Kecamatan Kalaena pada tahun 2016 mencapai 152.823.261 rupiah. Nilai ini dapat memenuhi target yang ditetapkan
PROFIL KECAMATAN BURAU
Peta-Kec.Burau
KEADAAN GEOGRAFIS
Kecamatan Burau merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan Burau berada pada posisi 225’ 50”- 2 40’ 09”Lintang Selatan dan 12033’ 08” - 121 46’ 35” Bujur Timur dengan luas wilayah 256,23 km2. Kecamatan yang terletak di sebelah Barat Ibu Kota Kabupaten Luwu Timur ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Tomoni di sebelah Utara, Kecamatan Wotu di sebelah Timur, Teluk Bone di sebelah Selatan, sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara. Kecamatan Burau terdiri dari 18 desa. Desa yang memiliki wilayah terluas di Kecamatan Burau adalah Desa Lauwo dengan luas 27,22 km2 atau 10 persen dari luas Kecamatan, sedangkan Desa dengan Wilayah terkecil adalah Desa Lambara Harapan dengan luas Wilayah 5 km2 atau 1,95 persen dari luas Kecamatan. Kecamatan Burau memiliki topografi berupa dataran dan daerah berbukit - bukit. Ada 4 sungai besar dan 9 sungai kecil yang melintasi Kecamatan ini. Sungai besar antara lain Sungai Lambarese, Sungai Senggeni ,Sungai Masanca, dan Sungai Mabasi.
PEMERINTAHAN
Kecamatan Burau terdiri dari 66 dusun dengan 170 RT. Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di lingkup kantor camat Burau, puskesmas Burau, Kantor Urusan Agama (KUA) Burau, BP3K, dan PLKB/PKB sebanyak 113 orang, terdiri dari 10 PNS Golongan I, 44 PNS golongan II, 56 PNS golongan III, dan 3 PNS golongan IV. Selain PNS, terdapat 23 personil polisi yang siap memberikan pelayanan kepada masyarakat kecamatan Burau.
PENDUDUK
Jumlah penduduk Kecamatan Burau pada tahun 2016 adalah 35.444 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 138 orang perkilometer persegi. Kepadatan penduduk kecamatan ini masih berada di atas rata-rata Kabupaten Luwu Timur yang berkisar 39 orang per kilometer persegi. Desa dengan jumlah penduduk paling banyak adalah Desa Jalajja dengan jumlah penduduk 4.259 jiwa, sedang paling rendah adalah Desa Batu Putih dengan jumlah penduduk 894 jiwa. Penduduk Kecamatan Burau terbagi dalam 8.441 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 5 jiwa.
Jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan Burau hampir sama dengan jumlah penduduk perempuannya. Dengan rasio jenis kelamin sebesar 98 yang artinya dari 90 wanita terdapat juga sekitar 98 laki-laki. Laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Burau pada tahun 2016 sebesar 1,6 % artinya pertumbuhan penduduk mengalami kenaikan 0.1 % dari tahun sebelumnya.
SOSIAL
PENDIDIKAN
Fasilitas pendidikan di Kecamatan Burau sudah tersedia sampai jenjang SMA. Jumlah TK di Kecamatan Burau sebanyak 28 buah, sedangkan jumlah SD sebanyak 16 dan SLTP sebanyak 4 sekolah. Sementara itu, SLTA sebanyak 1 sekolah.
Angka Rasio murid & guru merupakan angka yang dapat memberikan gambaran rata - rata banyaknya murid yang diajar oleh seorang guru. Angka rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas guru dalam proses belajar mengajar. Pada tahun 2016 rasio murid guru SD Negeri sebesar 32, rasio murid guru SLTP Negeri sebesar 20, sedangkan untuk jenjang pendidikan SLTA Negeri 26.
Pada tahun 2016 jumlah lulusan siswa SD dan sederajat mencapai 744 siswa, yang terdiri dari 378 siswa laki–laki dan 366 siswa perempuan. Sedangkan untuk tingkat SLTP dan sederajat jumlah lulusan siswa mencapai 567 siswa yang terdiri dari 287 siswa laki-laki dan 280 siswa perempuan. Dan untuk tingkat SLTA tidak ada yang dinyatakan tidak lulus, jumlah lulusan siswa mencapai 376 siswa yang terdiri dari 166 siswa laki – laki dan 210 siswa perempuan.
KESEHATAN
Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Burau meliputi 11 buah puskesmas/pustu, 39 posyandu, 3 tempat praktek dokter, dengan didukung tenaga kesehatan 2 orang dokter umum, , 55 bidan, 35 perawat.
Jumlah pengunjung puskesmas pada tahun 2016 mencapai 21.963 yang semuanya merupakan pengunjung Jamkesmas, Jamkesda, dan JKD.
Pada Tahun 2016 banyaknya Balita dan penolong kelahiran terakhir di Kecamatan Burau sebanyak 636 Balita. Desa Lauwo merupakan desa terbanyak jumlah balita yang penolong kelahirannya adalah bidan. Tercatat 521 kelahiran ditolong oleh Bidan dan 115 kelahiran ditolong oleh Dokter.
Berdasarkan pendataan petugas KB-KS Kecamatan Burau, jumlah Keluarga Pra-Sejahtera di Kecamatan Burau tahun 2016 mencapai 1.656 keluarga. Sementara jumlah Keluarga Sejahtera I sebanyak 1.974 keluarga, Keluarga Sejahtera II 2.329 keluarga, Keluarga Sejahtera III 2.114 keluarga dan Keluarga sejahtera III Plus 98 keluarga.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Burau pada Tahun 2016 sebanyak 5.280 pasangan. Banyaknya Akseptor aktif KB di Kecamatan Burau pada tahun 2016 sebanyak 3.900 akseptor. Desa Jalajja merupakan desa dengan jumlah akseptor aktif KB terbanyak yaitu 434 akseptor, diikuti Desa Bonepute 414 akseptor. Berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang digunakan, pil 865 jumlah pengguna, suntik 1.680 pengguna, Implant 912 pengguna, IUD 84 pengguna, kondom 72 pengguna, dan MOW/MOP 148 pengguna.
AGAMA
Ragam fasilitas/tempat ibadah di Kecamatan Burau meliputi mesjid sebanyak 61 buah, musholla sebanyak 12 buah, gereja sebanyak 39 buah dan pura sebanyak 3 buah.
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Pada tahun 2016 di Kecamatan Burau terdapat 7.252 bangunan rumah, 3.277 diantaranya berupa bangunan permanen, 947 bangunan semipermanen, dan sisanya 3.028 Bangunan non permanen. Sumber air minum di Kecamatan Burau hampir semuanya menggunakan sumur. Sedangkan untuk memasak sebagian besar menggunakan gas dan kayu
PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
Pada tahun 2016 jenis tanaman pangan yang diproduksi di Kecamatan Burau meliputi tanaman padi dan jagung. Total produksi padi tahun 2016 sebesar 47.140,98 ton dari luas panen 6.881 Hektar. Kecamatan Burau merupakan salah satu Kecamatan yang menjadi Produsen tanaman Hortikultura di Kabupaten Luwu Timur. Jenis tanaman Hortikultura yang diproduksi di Kecamatan Burau pada tahun 2016 meliputi tanaman Cabe, Kangkung,dan Kacang panjang. Produksi terbanyak adalah tanaman cabe yang mencapai 5,6 Ton dari luas panen 7 hektar. Buah-buahan yang diproduksi di kecamatan Burau pada tahun 2016 meliputi buah Mangga, Durian, Jeruk, Pisang, Pepaya, Nanas, Rambutan dan Duku. Produksi terbesar merupakan buah Durian yaitu 2.608 Ton. Jenis tanaman perkebunan di Kecamatan Burau antara lain Kelapa, Kelapa Sawit, Lada dan Kakao. Produksi terbesar adalah tanaman Kakao (3.785,50 Ton).
PETERNAKAN DAN PERIKANAN
Sapi potong merupakan ternak besar terbanyak yang terdapat di Kecamatan Burau sebanyak 1.159 ekor, sedangkan Kerbau hanya 9 ekor. Sementara itu, ternak kecil yang paling banyak adalah ternak Babi 1.076 ekor, kemudian Kambing sebanyak 688 ekor. Populasi Unggas terbanyak yang ada di Kecamatan Burau adalah Ayam pedaging dengan jumlah 53.708 ekor,Ayam kampung 17.273 ekor, dan Itik 3.842 ekor.
Di kecamatan Burau jenis perikanan yang berkembang adalah perikanan budidaya air laut mengingat wilayahnya yang merupakan Daerah pantai. Pada Tahun 2016 jumlah rumah tangga yang mengusahakan budidaya rumput laut euchema cottoni atau yang dikenal dengan katonik sebanyak 354 rumah tangga dengan hasil produksi 75,845 ton. Sedangkan untuk Budidaya Tambak sebanyak 126 rumah tangga yang menghasilkan Produksi 1,083 ton.
PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Potensi bahan galian golongan C di Kecamatan Burau meliputi batu/koral dan pasir. Desa yang terdapat jenis Tambang galian ini adalah Desa Jalajja. Listrik PLN belum sepenuhnya masuk di Kecamatan Burau.Masih ada Desa yang belum menggunakan listrik PLN yaitu Desa Batu Putih.
TRANSPORTASI
Pada tahun 2016, sarana transportasi berupa Kendaraan pick up masih merupakan kendaraan yang mendominasi Kecamatan Burau dengan jumlah 113 kendaraan. Adapun jenis kendaraan yang paling sedikit yaitu Pete-pete sebanyak 16 buah. Tidak ada pompa bahan Bakar di Daerah ini baik jenis Premium maupun Solar. Untuk fasilitas Komunikasi pun Daerah ini juga masih minim yang dapat dilihat dari tidak adanya layanan Pos. Fasilitas komunikasi yang tersedia hanya usaha TV kabel sebanyak 7 buah. Dan ada 1 buah Warnet yang berada di Desa Laro.
PERDAGANGAN
Perdagangan di Kecamatan Burau pada tahun 2016 mencakup usaha rumah makan/ restauran dan warung makan yang masing-masing sebanyak 7 dan 43 buah. Adapun fasilitas perdagangan yang ada yaitu 3 pasar dengan bangunan, 5 pasar tanpa bangunan dan 1 kelompok pertokoan.
KEUANGAN
Pada tahun 2016 di Kecamatan Burau realisasi penerimaan dari retribusi Daerah sebesar 117.053.065 rupiah. Nilai ini lebih dari target yang ditetapkan sebesar 115.160.000 rupiah. Penerimaan retribusi tersebut semua berasal dari Retribusi IMB dan HO. Sementara Realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kecamatan Burau pada tahun 2016 mencapai 366.914.923 rupiah. Nilai ini dapat memenuhi target yang ditetapkan.